Materi SBMPTN Bahasa Indonesia Berita



Definisi

Berita merupakan sebuah laporan yang memuat tentang kejadian atau peristiwa yang sedang hangat-hangatnya untuk dibicarakan. Sebuah berita biasanya memaparkan informasi yang bersifat aktual (baru) dan dalam penulisannya ditulis dengan jelas dan menarik. Dengan demikian, berita dapat disimpulkan sebagai sebuah laporan fakta. Berita dapat kita temui dalam berbagai media cetak seperti majalah, koran, dan tabloid maupun elektronik seperti televisi, smartphone, dan radio.


Unsur-unsur Berita

Unsur-unsur di dalam sebuah berita yang baik akan mampu menjawab pertanyaan dari enam unsur berita, yaitu “5 W + 1 H” (What, Why, Who, Whom, Where, How) yang terangkum dalam kepala berita, badan, dan ekor berita.
1. What (apa)
Merupakan unsur yang menanyakan apa peristiwanya atau apa yang terjadi?
2. Who (siapa)
Merupakan unsur yang menanyakan siapa pelaku dalam persitiwa itu?
3. When (kapan)
Merupakan unsur yang menanyakan kapan peristiwa itu terjadi?
4. Where (di mana)
Merupakan unsur yang menanyakan di mana peristiwa itu terjadi?
5. Why (mengapa)
Merupakan unsur yang menanyakan mengapa peristiwa itu terjadi?
6. How (bagaimana)
Merupakan unsur yang menanyakan bagaimana peristiwa itu terjadi?


Syarat Berita

1. Didasarkan pada kenyataan atau fakta,
Berita yang ditulis harus berdasarkan pada kejadian atau peristiwa yang benar-benar ada atau
terjadi di lapangan.

2. Aktual (up to date),
Penyiaran berita memiliki waktu yang berdekatan dengan terjadinya suatu peristiwa.

3. Objektif,
Dalam menulis sebuah berita hendaknya harus ditulis dengan dasar keadaan yang sebenarnya dan tidak memihak. Berita tidak boleh diisi dengan opini sehingga dapat merugikan pihak yang diberitakan dan harus disampaikan tanpa usaha untuk memengaruhi pembaca atau pendengarnya.

4. Lengkap,
Kelengkapan berita ditinjau dengan adanya unsur-unsur berita yang terdiri atas unsur (5W + 1H) dari suatu peristiwa yang terjadi harus lengkap untuk menghindari kesalahpahaman informasi yang ada.

5. Akurat,
Isi sebuah berita harus benar, tepat, dan tidak terdapat kesalahan dalam penulisan berita. Dengan demikian, dalam menulis berita harus didukung dengan adanya langkah konfirmasi dari pihak-pihak yang terkait dalam suatu pemberitaan.

6. Sistematis,
Dalam menyusun sebuah berita harus dilakukan secara urut, dimana isi berita yang penting dan memiliki jangkauan informasi yang luas diletakkan pada bagian awal berita. Sedangkan, bagian yang tidak terlalu penting, bersifat spesifik, dan memiliki jangkauan informasi yang sempit diletakkan pada bagian akhir berita.

7. Menarik,
Dalam menulis sebuah berita harus ditulis semenarik mungkin. Menarik memiliki arti dapat memikat pembaca atau pendengar untuk membaca atau mendengarkan sebuah berita. Sebuah berita dapat dikatakan menarik jika :
- Berita yang disampaikan berguna bagi pembaca,
- Isi berita memiliki hubungan yang dekat dengan kehidupan atau lingkungan pembaca / pendengar.
- Menyuguhkan berita yang bersifat konflik,
- Memiliki daya pengaruh yang kuat,
- Berkaitan dengan tokoh-tokoh terkenal atau penting.
- Isi berita dapat berupa berita bencana, kemajuan,
aneh (luar biasa), dan humor.

8. Mudah dipahami
Berita yang dapat mudah dipahami biasanya ditulis secara ringkas tetapi padat dan jelas dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar serta tidak rancu.


Menyusun Naskah Berita

Dalam menyusun sebuah naskah berita kita harus memperhatikan hal-hal berikut ini :
1. Menggunakan struktur bahasa yang benar.
2. Menggunakan pilihan kata yang tepat.
3. Tidak menggunakan kata atau kalimat yang memiliki makna ganda atau ambiguitas.
4. Logis (menggunakan penalaran logika
yang benar).


Fakta dan Opini Berita

1. Fakta,
Fakta adalah kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi dan terbukti kebenarannya. Ciri-ciri fakta sebagai berikut ini :
- Sudah atau sedang terjadi
- Berupa informasi
- Objektif
- Datanya bisa dibuktikan


2. Opini atau pendapat.
Opini adalah suatu pernyataan yang belum terjadi, belum tentu kebenarannya, dan baru sebatas dalam pendapat.

Materi Biologi Pengaruh Kegiatan Manusia Terhadap Keanekaragaman Hayati

Materi Biologi Pengaruh Kegiatan Manusia Terhadap Keanekaragaman Hayati

Manusia dalam keanekaragaman hayati memegang peranan penting yang dapat memengaruhi ekosistem yang ada. Pengaruh yang dibuat oleh manusia dapat berupa meningkatkan produksi komponen biotik ekosistem, namun pengaruh sebaliknya juga dapat dibuat seperti mengganggu keseimbangan ekosistem. Berikut ini merupakan pengaruh manusia terhadap penurunan keanekaragaman hayati :

1. Pencemaran lingkungan,

Jumlah manusia yang semakin hari semakin bertambah membuat peningkatan dalam jumlah pemukiman dan industri, hal ini mengakibatkan terciptanya limbah yang akan mencemari lingkungan yang akan mengganggu keseimbangan ekosistem. Contoh dari dampak pencemaran lingkungan seperti sangat jarangnya ditemui ikan air tawar di sungai Ciliwung yang diakibatkan oleh pencemaran limbah industri.

2. Pembakaran hutan,

Kegiatan pembukaan lahan untuk pemukiman ataupun perkebunan dengan cara melakukan pembakaran hutan akan mengakibatkan terganggunya keseimbangan ekosistem. Tanpa adanya hutan akan mengakibatkan banyak dampak seperti tanah longsor, banjir, kehilangan daerah resapan air, dan hilangnya ekosistem bagi makhluk hidup. Dampak seperti ini akan membuat pengaruh bagi keanekaragaman hayati.


3. Budi daya monokultur dan rekayasa genetika,

Semakin majunya pengetahuan manusia membuat manusia memikirkan untuk bagaimana menghasilkan produk unggulan, melalui budi daya monokultur manusia berusaha untuk menghasilkan tanaman dengan kualitas yang unggul, namun hal ini akan membuat tanaman yang kurang unggul semakin berkurang dan punahnya plasma nutfah bagi tanaman yang tidak tahan hama dan penyakit.

4. Eksploitasi Sumber Daya Alam.

Kegiatan untuk mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan juga akan mengganggu keseimbangan ekosistem yang ada. Eksploitasi yang berlebihan akan membuat makhluk hidup yang dieksploitasi belum mencukupi waktu untuk regenerasi sehingga akan menyebabkan kepunahan pada jenis makhluk hidup tertentu.

Materi Biologi Keanekaragaman Hayati Indonesia

Keanekaragaman Hayati Indonesia Berdasarkan Karakteristik Wilayah

Indonesia secara astronomis berada pada 6°LU-11°LS dan 95°BT-141°BT. Dengan letak astronomis yang demikian menjadikan Indonesia terletak di daerah dengan iklim tropis karena terletak diantara 23,5°LU  dan 23,5°LS, sehingga Indonesia memiliki temperatur udara yang cukup tinggi berkisar 26°C-28°C, curah hujan yang cukup tinggi berkisar 700-7000mm/tahun dan memiliki tanah yang subur. Untuk keanekaragaman hewan, Indonesia memiliki keanekaragaman yang tinggi dibanding dengan negara lain.

Berikut ini merupakan sebagian tumbuhan khas atau endemik dari Indonesia sebagai berikut ini :

1. Bunga Raflesia (Rafflesia arnoldii) terdapat pada pulau Kalimantan, Jawa, dan Sumatra,
2. Kayu Besi (Euziderozylon zwageri) terdapat pada pulau Sumatra,
3. Sawo Kecik (Manilkara kauki) terdapat pada pulau Jawa,
4. Durian (Durio zibethinus) terdapat pada pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi,
5. Sukun (Arthocarpus communis) terdapat pada pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi,
6. Mangga (Magnifera indica) terdapat pada pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi,
7. Kepuh (Sterculia foetida) terdapat pada pulau Jawa,
8. Kayu Ramin (Gonystylus bancanus) terdapat pada pulau Jawa, Kalimantan, dan Maluku,
9. Matoa (Pometia pinnata) terdapat pada pulau Papua.
10. Meranti (Shorea sp.) terdapat pada pulau Kalimantan,
11. Rotan (Liana sp.) terdapat pada pulau Kalimantan,
12. Keruwing (Dipterocarpus sp.) terdapat pada pulau pada pulau Kalimantan,
13. Kayu Cendana terdapat pada pulau Nusa Tenggara.

Berikut ini merupakan sebagian hewan khas atau endemik dari Indonesia sebagai berikut ini :

1. Komodo (Varanus komodoensis) terdapat pada pulau Komodo,
2. Orang Utan (Pongo pygmaeus) terdapat pada pulau Sumatra dan Kalimatan,
3. Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) terdapat pada pulau Bali,
4. Gajah (Elephas maximus) terdapat pada pulau Sumatra dan Kalimantan,
5. Tapir (Tapirus indicus) terdapat pada pulau Sumatra,
6. Cenderawasih (Paradisaea minor) terdapat pada pulau Papua,
7. Kasuari (Casuarius casuarius) terdapat pada pulau Papua,
8. Penyu Hijau (Chelonia mydas) terdapat pada pulau Jawa, Bali, dan Sulawesi,
9. Badak Bercula Satu (Rhinoceros sondaicus) terdapat pada Ujung Kulon,
10. Macan Kumbang (Panthera pardus) terdapat pada pulau Jawa dan Sumatra,
11. Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) terdapat pada pulau Sumatra,
12. Burung Maleo (Macrocephalon maleo) terdapat pada pulau Sulawesi.


Keanekaragaman Hayati Indonesia Bedasarkan Biogeografi / Penyebaran

Biogeografi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari persebaran makhluk hidup tertentu pada lingkungan tertentu di bumi. Persebaran makhluk hidup dapat ditentukan oleh geografis, garis lintang, dan keadaan iklim.

- Penyebaran Hewan (Zoogeografi)
Menurut Alfred Russell Wallace persebaran hewan di bumi dapat dikelompokkan menjadi enam daerah yaitu sebagai berikut ini :
1. Paleartik yang melingkupi daerah Eropa dan Asia Utara, hewan yang tersebar di daerah tersebut seperti rusa kutub, beruang eropa, dan bison.
2. Ethiopia yang melingkupi daerah Madagaskar, Afrika, dan Arab, hewan yang tersebar di daerah tersebut seperti gajah, zebra, gorila, dan jerapah
3. Oriental yang melingkupi daerah Indonesia bagian barat dan Asia Selatan, hewan yang tersebar di daerah tersebut seperti kerbau, gajah, harimau, dan tapir.
4. Australia yang melingkupi daerah Indonesia bagian timur, Australia, dan Selandia Baru, hewan yang tersebar di daerah tersebut seperti kangguru.
5. Neortik yang melingkupi daerah Amerika Utara, hewan yang tersebar di daerah tersebut seperti berang-berang.
6. Neotropik yang melingkupi daerah Amerika Tengah dan Amerika Selatan, hewan yang tersebar di daerah tersebut seperti tapir dan kera.


- Penyebaran Tumbuhan
Tumbuhan yang menutupi suatu daerah tertentu disebut dengan vegatasi. Persebaran tumbuhan ditentukan oleh faktor geografis, geologis, dan curah hujan. Berikut ini merupakan persebaran tumbuhan sebagai berikut ini :
1. Tundra, dengan ciri-ciri vegetasi lumut kerak (lichenes) dan rumput yang terletak di daerah Skandinavia, Kanada, Siberia, dan Rusia,
2. Taiga, dengan ciri-ciri vegetasi hutan hujan (konifer) yang terletak di daerah Skandinavia, Siberia, Kanada, dan Alaska,
3. Hutan meranggas, dengan ciri-ciri vegetasi hutan yang hijau pada musim panas dan pada musim dingin menggugurkan daunnya yang terletak di daerah iklim sedang seperti Amerika, sebagian Asia, dan Eropa.
4. Hutan lumut, dengan ciri-ciri vegetasi lumut yang terletak di daerah pegunungan,
5. Hutan hujan tropis, dengan ciri-ciri vegetasi tumbuhan hijau sepanjang tahun yang terletak di Amerika Selatan, Asia, Afrika, dan Indonesia.
6. Vegetasi gurun, dengan ciri-ciri vegetasi tumbuhan yang sangat sedikit yang terletak di daerah gurun seperti gurun Gobi, gurun Sahara, dan gurun Kalahari.
7. Hutan bakau, dengan ciri-ciri vegetasi tumbuhan dengan akar panjang yang terletak di zona pasang surut tempat landai pada pantai.
8. Padang rumput, dengan ciri-ciri vegetasi tanpa pohon hanya berupa rumput yang terletak di Amerika Utara, Hongaria, Rusia Selatan, dan Argentina.


Keanekaragaman Hayati Indonesia Berdasarkan Ekosistem Perairan

Keanekaragaman hayati Indonesia berdasarkan ekosistem perairan dibedakan menjadi ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.

- Ekosistem air tawar
Ekosistem air tawar memiliki ciri-ciri seperti kadar garam yang rendah, adanya aliran air, dipengaruhi iklim dan cuaca, variasi suhu yang rendah, dan paparan cahaya matahari yang kurang. Habitat ekosistem air tawar menurut intensitas cahaya dibedakan menjadi berikut ini :
1. Litoral merupakan daerah dengan intensitas matahari yang mencapai dasar,
2. Limnetik merupakan daerah terbuka yang intensitas cahaya mataharinya dapat mencapai dasar,
3. Profundal merupakan daerah dasar yang dalam sehingga cahaya matahari tidak dapat mencapainya.

Karakteristik dari makhluk hidup yang tinggal di ekosistem ini memiliki ciri-ciri tertentu. Seperti halnya tumbuhan yang hidup di ekosistem perairan air tawar memiliki ciri-ciri untuk tumbuhan tingkat rendah seperti bersel satu dan mempunyai dinding sel yang kuat, untuk tumbuhan tingkat tinggi seperti akar sulur yang kuat yang melekat pada dasar perairan. Sedangkan hewan yang hidup di perairan air tawar memiliki ciri-ciri mengeluarkan air berlebih dan sedikit minum.

-Ekosistem air laut
Ekosistem air laut memiliki ciri-ciri seperti arus laut yang selalu berputar yang timbul karena perbedaan temperatur dan perputaran bumi, salinitas atau kadar garam yang tinggi, dan ekosistem tidak dipengaruhi iklim dan cuaca. Habitat ekosistem air laut secara fisik dibedakan menjadi empat zona yaitu sebagai berikut :
1. Litoral, habitat yang berbatasan dengan daratan,
2. Netrik, habitat yang memiliki kedalaman hingga 200 meter,
3. Batial, habitat yang memiliki kedalaman hingga 2000 meter,
4. Abisal, habitat yang memiliki kedalaman hingga 2000 meter lebih.

Karakteristik dari makhluk hidup yang tinggal di ekosistem ini memiliki ciri-ciri tertentu. Seperti pada tumbuhan tingkat rendah yang memiliki tekanan osmosis sel yang sama dengan tekanan osmosis laut. Sedangkan hewan memiliki ciri-ciri seperti banyak minum dan sedikit mengeluarkan urine.

Materi Biologi Tingkat Keanekaragaman Hayati

Materi Biologi Tingkat Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati atau yang biasa disebut dengan biodiversitas merupakan keanekaragaman organisme yang menunjukkan totalitas atau keseluruhan dari variasi gen, jenis, dan ekosistem yang ada di suatu daerah. Keseluruhan gen, jenis, dan ekosistem ini merupakan dasar kehidupan di bumi. Keanekaragaman hayati dibedakan menjadi tiga tingkatan yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem.

Keanekaragaman Gen

Keanekaragaman gen merupakan keanekaragaman yang dapat ditemukan pada makhluk hidup dalam satu spesies. Gen merupakan materi yang terdapat pada kromosom makhluk hidup yang dapat mengendalikan pewarisan keturunan. Penyebab terjadinya keanekaragaman gen adalah perkawinan antara dua individu yang sejenis. Kombinasi dari dua induk akan menghasilkan variasi dari gen-gen tersebut.

Contoh dari keanekaragaman gen antara lain, tanaman padi (Oryza sativa) terdapat banyak sekali varietasnya misalnya saja raja lele, cendani, IR, dan C64. Pada tanaman mangga (Mangifera indica) terdapat banyak juga varietasnya seperti mangga talijiwo, manalagi, golek, gadung, dan arum manis. Pada hewan seperti kucing juga memiliki varietasnya misalnya kucing anggora, serbia, persia, dan balinese.


Keanekaragaman Jenis

Keanekaragaman jenis yang juga dapat disebut dengan keanekaragaman spesies merupakan keanekaragaman yang dapat ditemukan pada makhluk hidup antarjenis atau spesies. Spesies merupakan kumpulan makhluk hidup yang memiliki sifat yang sama dan dapat mengadakan perkawinan antarsesamanya dan menghasilkan keturunan yang fertil atau subur.

Contohnya untuk keanekaragaman jenis seperti pada tanaman keluarga kacang-kacangan, seperti kacang tanah, kacang kapri, kacang buncis, dan kacang hijau. Adapun perbedaan yang membedakan antartanaman tersebut seperti ukuran batang, bentuk buah dan biji, jumlah biji, rasanya, warna biji, dan kebiasaan hidup.


Keanekaragaman Ekosistem

Keanekaragaman ekosistem merupakan keanekaragaman yang dapat ditemukan pada antarekosistem. Keanekaragaman ekosistem dapat terjadi apabila adanya keanekaragaman gen dan jenis atau spesies. Ekosistem merupakan hubungan atau interaksi timbal balik antar makhluk hidup serta hubungan atau interaksi antar makhluk hidup dengan lingkungannya.

Contoh dari keanekaragaman ekosistem seperti hutan hujan tropis, laut, sawah, ladang, padang rumput, air payau, gurun pasir, dan lain sebagainya.

Materi Biologi Manfaat Dan Bahaya Perkembangan Biologi

Materi Biologi Manfaat Dan Bahaya Perkembangan Biologi

Dewasa ini biologi telah memberikan peranan yang nyata bagi kehidupan manusia. Biologi sudah mampu diterapkan untuk meringankan pekerjaan manusia dan mampu berperan untuk menyejahterakan manusia. Biologi juga berperan dalam bidang pertanian, kedokteran, lingkungan, farmasi, bioteknologi, dan masih banyak lagi.

Peranan biologi dalam kehidupan sehari-hari dapat berupa berikut ini :

1. Pertanian,
Ditemukannya teknik penanaman hidroponik, pemanfaatan hormon terhadap tumbuhan, budi daya tanaman tanpa bahan kimia berbahaya, pemberantasan hama, penemuan bibit unggul, dan masih banyak lagi.

2. Kedokteran,
Ditemukan teknik fertilisasi bayi tabung atau dikenal dengan in vitro, ditemukan teknologi transplantasi organ tubuh, pengobatan dengan sel induk atau stem cell, pengobatan menggunakan hormon, dan masih banyak lagi.

3. Lingkungan,
Ditemukan teknologi untuk mengidentifikasi mikroba yang dapat dimanfaatkan untuk menangani limbah secara biologis seperti menanggulangi tumpahan minyak mentah di laut dengan bakteri Marinobacter, pelestarian terumbu karang dan kawasan hutan bakau, dan masih banyak lagi.

4. Farmasi,
Ditemukannya rekayasa genetika, penemuan macam-macam antibiotik, pengembangan vaksin,  penemuan senyawa alami baru untuk pengobatan, dan masih banyak lagi.

5. Bioteknologi,
Ditemukannya teknik kultur jaringan, eksplorasi jenis tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan manusia, pengolahan bahan alam untuk kepentingan manusia, penggunaan mikroba untuk fermentasi, dan masih banyak lagi.


Namun selain manfaat yang didapat dari perkembangan biologi, sayangnya biologi juga dapat memberikan dampak bahaya bagi kehidupan manusia seperti berikut ini :

1. Revolusi hijau dalam bidang pertanian yang memicu timbulnya masalah, seperti punahnya plasma nutfah, pencemaran tanah dan air, dan terganggunya keseimbangan lingkungan.

2. Penggunaan antibiotik dalam jangka waktu yang lama akan memicu timbulnya kuman dengan strain baru yang lebih resisten dengan antibiotik yang telah ada.

3. Penyalahgunaan dengan mengembangkan senjata biologi untuk manusia.

4. Pelanggaran hukum dan norma masyarakat, seperti teknik bayi tabung dengan sperma yang bukan dari suami yang sah.

Materi Biologi Keselamatan Kerja Laboratorium

Materi Biologi Keselamatan Kerja Laboratorium

Laboratorium merupakan salah satu elemen penting dalam suatu ilmu biologi, laboratorium merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian ilmiah. Di dalam laboratorium sangat dijunjung tinggi untuk mengutamakan nilai keselamatan. Untuk menghindari kecelakaan kerja di laboratorium maka sebaiknya melakukan beberapa tindakan berikut ini untuk menjaga keselamatan kerja di laboratorium :

1. Apabila kita ingin menggunakan laboratorium maka kita harus meminta izin kepada guru yang berwenang,

2. Saat memasuki laboratorium harus mengenakan jas praktikum,

3. Menjaga keselamatan dan ketertiban diri sendiri maupun orang lain di dalam laboratorium,

4. Saat berada di dalam laboratorium kita dilarang untuk merokok, makan, dan minum,

5. Memahami dan melaksanakan rambu-rambu keselamatan kerja di laboratorium,

6. Mengetahui tempat dimana alat pemadan kebakaran dan kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), serta mengerti cara menggunakannya,

7. Melaporkan setiap kecelakaan apapun yang terjadi kepada guru yang berwenang,

8. Membersihkan peralatan yang selesai digunakan dan mengembalikannya ke tempat yang semula.


Di dalam laboratorium terdapat banyak sekali bahan-bahan yang tentunya berbahaya bagi kita, namun untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan biasanya pada bahan-bahan yang berbaya sudah tertulis rambu-rambu keselamatan kerja. Oleh karena itu berikut rambu-rambu keselamatan kerja yang harus diperhatikan selama di laboratorium :

Simbol Jenis BahanPenanganan
Materi Biologi Keselamatan Kerja Laboratorium
Zat korosif atau kaustik.
Contoh : asam dan basa kuat.
Mencegah kontak langsung dengan zat tersebut.
Materi Biologi Keselamatan Kerja Laboratorium
Zat stimulasi dan menyebabkan iritasi.
Contoh : asam dan basa kuat.
Mencegah untuk menghirup secara langsung.
Materi Biologi Keselamatan Kerja Laboratorium
Zat yang mudah terbakar.
Contoh : bensin dan alkohol.
Menjauhkan dari panas dan api.
Materi Biologi Keselamatan Kerja Laboratorium
Zat yang mudah meledak.
Contoh : PbN6 dan Hg(ONC)2
Menggunakan zat tersebut sesuai prosedur yang tertera.
Materi Biologi Keselamatan Kerja Laboratorium
Zat radioaktif.
Contoh : uranium dan radon.
Menggunakan zat tersebut sesuai prosedur yang tertera.

Materi Biologi Metode Ilmiah Dan Sikap Ilmiah

Materi Biologi Metode Ilmiah Dan Sikap Ilmiah

Metode Ilmiah

Metode ilmiah adalah suatu serangkaian proses kerja yang harus dilakukan secara sistematis dan runtut di dalam suatu penelitian. Dalam melakukan metode ilmiah terdapat langkah-langkah seperti berikut ini :

1. Merumuskan masalah,
Dalam suatu metode ilmiah tentu saja kita harus merumuskan masalah yang ingin kita identifikasi, masalah merupakan sesuatu yang harus kita pecahkan yang biasanya berupa kenyataan yang tidak sesuai dengan ekspektasi yang ada. Merumuskan masalah dapat dilakukan dengan metode ABDIKASIM yaitu apa, bagaimana, dimana, kapan, siapa, mengapa.

2. Menyusun kerangka berpikir,
Dalam suatu metode ilmiah kita dituntut juga dalam menyusun kerangka pikiran, kerangka pikiran tersebut dapat dicari melalui buku referensi yang ada di perpustakan.

3. Merumuskan hipotesis,
Dalam suatu metode ilmiah kita juga harus dapat merumuskan hipotesis, hipotesis merupakan dugaan yang menjadi jawaban sementara dari masalah sebelum dibuktikan. Hipotesis terbagi menjadi dua yaitu hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Hipotesis nol yaitu hipotesis yang tidak ada pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat, sedangkan hipotesis alternatif yaitu hipotesis yang ada pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

4. Melakukan pengamatan,
Dalam metode ilmiah, melakukan pengamatan digunakan untuk membuktikan hipotesis dengan cara mengumpulkan data. Dalam melakukan pengamatan ada dua metode pengumpulan data yaitu :

a. Pengamatan alamiah, yaitu pengamatan dengan cara mengamati langsung tanpa melakukan manipulasi atau perlakuan terhadap objek,

b. Percobaan atau eksperimen, yaitu pengamatan dengan cara memberikan perlakuan tertentu terhadap objek. Dalam melakukan percobaan atau eksperimen, sebelumnya kita harus mengetahui variabel-variabel yang harus diukur. Variabel merupakan sesuatu yang diamati selama melakukan percobaan atau eksperimen dan nilainya dapat berubah-ubah. Terdapat 3 variabel dalam melakukan percobaan atau eksperimen yaitu :
- Variabel kontrol, yaitu variabel yang nilainya dibuat tetap,
- Variabel terikat, yaitu variabel yang dihasilkan dalam suatu percobaan atau eksperimen,
- Variabel bebas, yaitu variabel yang nilainya dibuat berbeda.

Dalam melakukan pengamatan atau eksperimen terdapat dua macam pengamatan data yaitu :
- Data kualitatif, yaitu data yang tidak dapat dihitung tetapi dapat dilihat dengan indera kita,
- Data kuantitatif, yaitu data yang dapat dihitung dan diukur dengan alat ukur.


5. Menganalisis data,
Dalam metode ilmiah data yang diperoleh tidak dapat langsung digunakan untuk menarik kesimpulan, akan tetapi kita harus analisis dan telaah agar dapat mudah dipahami dan lebih mudah disusun kesimpulannya.

6. Menarik kesimpulan,
Dalam metode ilmiah setelah kita menganalisis data kita akan lebih mudah untuk menarik kesimpulan yang berupa hasil akhir suatu penelitian. Perlu diperhatikan kesimpulan tidak harus sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti. Setelah mendapatkan kesimpulan, peneliti dapat menguji kembali kesimpulannya tadi agar kesimpulannya tersebut dapat diyakini kebenarannya. Langkah selanjutnya peneliti dapat memublikasikan hasil penelitian dalam bentuk laporan.


Sikap Ilmiah

Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap peneliti dalam melakukan penelitian. Sikap ilmiah dapat dijabarkan sebagai berikut ini :

1. Jujur dan menerima kenyataan dari hasil penelitian yang dilakukan secara objektif tanpa melakukan manipulasi data,

2. Teliti dalam melakukan pengambilan dan pengamatan data,

3. Selalu mengembangkan rasa ingin tahu,

4. Mengambil keputusan dengan rasa tanggung jawab,

5. Selalu melakukan evaluasi terhadap diri sendiri,

6. Mengenali fakta dan opini,

7. Berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan argumen,

8. Menggunakan data yang valid atau fakta sebagai dasar argumentasi,

9. Peduli terhadap lingkungan alam, sosial, dan budaya.

Materi Biologi Tentang Objek Kajian

Materi Biologi Tentang Objek Kajian


Biologi memiliki objek kajian berupa semua makhluk hidup, mulai dari tingkatan atom, molekul, sel, jaringan, organ, individu, populasi, komunitas, ekosistem, bioma, sampai dengan biosfer. Pada tingkat molekul, biologi mempelajari berbagai macam struktur dan ciri molekul dalam peranan reaksi penyusunan dan pembongkaran. Molekul yang berhubungan akan membentuk sebuah sel, kumpulan sel akan bergabung dan membentuk suatu jaringan, kumpulan jaringan akan menyusun suatu organ, sistem organ bergabung untuk menyusun suatu individu. 

Kumpulan dari individu saling berhubungan akan membentuk sekumpulan individu yang sejenis yang disebut dengan populasi. Sekumpulan populasi yang saling berinteraksi antara satu dengan lainnya akan membentuk suatu komunitas. Komunitas berinteraksi dengan lingkungan abiotik akan menyusun sebuah ekosistem. Kumpulan ekosistem akan bergabung dan membentuk suatu bioma. Hubungan antar bioma dimuka bumi akan membentuk biosfer.

Dalam buku Biological Science Curriculum Study (BSCS), biologi mempunyai objek kajian berupa kingdom atau kerajaan berupa animalia (hewan), plantae (tumbuhan), dan protista (sejenis makhluk hidup mirip hewan atau mirip tumbuhan). Seiring perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, objek biologi yang semula hanya 3 kingdom berkembang menjadi 5 kingdom yaitu animalia, plantae, protista, fungi, dan monera. Bahkan saat ini, sudah berkembang menjadi 6 kingdom yaitu animalia, plantae, protista, fungi, archaebacteria, dan eubacteria.
Mengingat seiring kemajuan dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan, maka para ilmuwan membagi ilmu biologi menjadi beberapa cabang agar lebih mudah dan sistematis untuk dipelajari. Cabang-cabang ilmu biologi dibagi seperti berikut ini :

Cabang Objek Kajian
Agronomi Ilmu biologi yang mempelajari tentang budi daya tanaman.
Anatomi Ilmu biologi yang mempelajari tentang bagian-bagian dan struktur tubuh makhluk hidup.
Biologi Molekuler Ilmu biologi yang mempelajari tentang kajian biologi pada tingkatan molekul.
Bioteknologi Ilmu biologi yang mempelajari tentang penggunaan teknologi dalam makhluk hidup.
Botani Ilmu biologi yang mempelajari tentang tumbuhan.
Ekologi Ilmu biologi yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara lingkungan dengan makhluk hidup.
Evolusi Ilmu biologi yang mempelajari tentang perubahan struktur makhluk hidup secara perlahan dalam jangka waktu yang lama.
Fisiologi Ilmu biologi yang mempelajari tentang fungsi kerja organ tubuh.
Genetika Ilmu biologi yang mempelajari tentang pewarisan sifat keturunan.
Histologi Ilmu biologi yang mempelajari tentang jaringan.
Mikrobiologi Ilmu biologi yang mempelajari tentang mikroorganisme.
Morfologi Ilmu biologi yang mempelajari tentang ciri luar atau bentuk organisme.
Palaentologi Ilmu biologi yang mempelajari tentang fosil.
Sitologi Ilmu biologi yang mempelajari tentang sel.
Taksonomi Ilmu biologi yang mempelajari tentang penggolongan makhluk hidup.
Virologi Ilmu biologi yang mempelajari tentang virus.
Zoologi Ilmu biologi yang mempelajari tentang hewan.

Materi Biologi Sebagai Ilmu Pengetahuan

Materi Biologi Sebagai Ilmu Pengetahuan

Apakah kamu tahu mengapa biologi digolongkan sebagai ilmu pengetahuan? Ilmu adalah kumpulan dari hukum, prinsip, teori, dan konsep yang dihasilkan dari suatu kegiatan ilmiah. Biologi juga digolongkan sebagai ilmu pengetahuan dikarenakan biologi memiliki suatu konsep yang dihasilkan berdasarkan kegiatan ilmiah. Secara asal usul kata biologi berasal dari bahasa Yunani yaitu bio yang memiliki arti hidup dan logos yang memiliki arti ilmu pengetahuan. Dengan demikian biologi dapat disimpulkan sebagai sebuah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan.

Biologi sebagai ilmu murni memiliki kedudukan yang sama dengan ilmu sains yang lain seperti matematika, fisika, dan kimia. Karakteristik biologi sebagai ilmu sains dapat dilihat dari aspek seperti berikut ini :

1. Bersifat sistematis,
Biologi bersifat sistematis memiliki tujuan tertentu yaitu agar mudah dikaji, suatu ilmu pengetahuan hendaknya disusun dari yang sederhana menuju tingkat yang lebih kompleks. Konsep-konsep yang digunakan tentunya harus saling mendukung dan tidak bertentangan antara satu dengan yang lain,

2. Bersifat analitis,
Biologi bersifat analitis memiliki maksud yaitu kajian dalam suatu ilmu akan menuju suatu hal yang lebih khusus. Seperti contohnya kita dalam mempelajari tentang tumbuhan, kita juga akan mempelajari yang lebih spesifik seperti akar, daun, batang, dan bunganya. Oleh karena itu, suatu ilmu akan terbagi menjadi cabang ilmu yang mempelajari lebih spesifik seperti biologi mempunyai cabang ilmu fisiologi, genetika, anatomi, botani, dan masih banyak lagi.

3. Bersifat objektif,
Biologi bersifat objektif memiliki maksud yaitu ilmu pengetahuan harus bersifat jujur dalam artian menggambarkan kondisi apa adanya dan mengandung data atau informasi yang sebenarnya serta bebeas dai kepentingan pribadi, prasangka, dan kesenjangan.

4. Bersifat verifikatif,
Biologi bersifat verifikatif memiliki maksud yaitu kebenaran ilmiah dalam suatu ilmu bersifat tidak mutlak, melainkan bersifat terbuka atau verifikatif. Adakalanya suatu ilmu pengetahuan pada awalnya dianggap benar, namun mungkin menjadi salah apabila ditemukan bukti-bukti baru yang menentangnya.

5. Bersifat universal,
Biologi bersifat universal memiliki maksud yaitu kebenaran yang disajikan dalam ilmu pengetahuan harus berlaku secara umum.

6. Memiliki metode,
Biologi dalam mempelajari suatu objek kajian harus menggunakan metode ilmiah dalam menemukan kebenaran.

7. Memiliki objek kajian,
Biologi harus memiliki objek kajian yang dapat berupa benda konkret yang dapat ditangkap oleh indra manusia. Objek kajian biologi berupa makhluk hidup.

Materi Sejarah Pembagian Zaman Berdasarkan Geologi

Materi Sejarah Pembagian Zaman Berdasarkan Geologi

1. Zaman Arkaikum

Zaman arkaikum merupakan zaman tertua yang diperkirakan sudah berusia 2.500 juta tahun. Pada zaman arkaikum ini keadaan bumi masih belum stabil dan masih panas. Keadaan kulit bumi masih dalam proses pembentukan dan masih belum adanya tanda-tanda kehidupan.


2. Zaman Paleozoikum

Zaman paleozoikum merupakan zaman yang diperkirakan sudah berusia 340 juta tahun. Pada zaman ini keadaan bumi masih belum stabil atau berubah-ubah. Zaman paleozoikum juga disebut dengan zaman primer dikarenakan pada zaman ini sudah terdapat tanda-tanda kehidupan.

Pada zaman ini terbagi menjadi 5 bagian yaitu seperti berikut ini :
a. Kambrium,
Kambrium merupakan periode dimana skala waktu geologi dimulai pada sekitar kurang lebih 542 juta tahun yang lalu dan zaman ini berakhir kurang lebih sekitar 488,3 juta tahun yang lalu. Pada periode ini sudah mulai muncul tanda-tanda kehidupan di bumi seperti contohnya yaitu ubur-ubur dan kerang. Pada periode ini merupakan periode pertama pada zaman paleozoikum, kelimpahan makhluk hidup pada periode ini kemungkinan berhubungan dengan evolusi skeleton (rangka). Hal itu ditunjukkan dengan ditemukannya fosil hewan yang memiliki skeleton.

b. Silur,
Silur merupakan periode dimana skala waktu geologi yang berlangsung mulai akhir periode ordovisium, sekitar kurang lebih 443,7 juta tahun yang lalu, hingga awal periode Devon, sekitar kurang lebih 416 juta tahun yang lalu. Pada periode ini mulai muncul tanda-tanda kehidupan hewan bertulang belakang tertua seperti ikan.

c. Devon,
Devon merupakan periode dimana skala waktu geologi yang berlangsung sekitar kurang lebih 416 sampai dengan 359 juta tahun yang lalu. Pada periode ini mulai muncul tanda-tanda kehidupan binatang yang berupa binatang jenis amfibi tertua.

d. Karbon,
Karbon merupakan periode dimana skala waktu geologi yang berlangsung kurang lebih sekitar 359 sampai dengan 299 juta tahun yang lalu. Nama karbon yang digunakan karena adanya lapisan tebal kapur pada periode ini yang ditemukan di Eropa Barat. Pada periode ini mulai muncul tanda-tanda kehidupan binatang yang berupa binatang merayap jenis reptil.

e. Perm,
Perm merupakan periode dimana skala waktu geologi yang berlangsung kurang lebih sekitar 299 sampai dengan 251 juta tahun yang lalu. Pada periode ini merupakan periode terakhir dari zaman paleozoikum. Pada periode ini mulai muncul tanda-tanda kehidupan hewan darat, ikan air tawar, dan amfibi.

Zaman paleozoikum diakhiri dengan terjadinya kepunahan massal.


3. Zaman Mesozoikum

Zaman mesozoikum merupakan zaman yang diperkirakan berusia 140 juta tahun. Zaman ini disebut juga dengan zaman sekunder, pada zaman ini ditandai dengan mulai muncul-munculnya pohon-pohon besar dan hewan-hewan yang berukuran besar seperti Dinosaurus, Atlantasaurus, Tyrannosaurus, dan binatan sejenis burung-burung besar. Pada zaman ini iklim di bumi sudah semakin membaik, curah hujan mulai berkurang, sungai-sungai besar dan danau mulai mengering dan berlumpur. Pada zaman ini disebut dengan zaman reptil karena didominasi oleh perkembangan jenis reptil.

Pada zaman mesozoikum dibagi menjadi 3 bagian yaitu sebagai berikut ini :
a. Trias, merupakan periode yang terdapat kehidupan reptil, amfibi, dan ikan.
b. Jura, merupakan periode yang terdapat kehidupan sebangsa katak dan reptil.
c. Kapur, merupakan periode yang terdapat kehidupan burung-burung pertama dan tumbuhan.


4. Zaman Neozoikum

Zaman neozoikum merupakan zaman yang diperkirakan berusia 65 juta tahun. Pada zaman ini keadaan di bumi semakin membaik dengan perubahan cuaca yang tidak terlalu ekstrim, kondisinya semakin stabil, dan kehidupan untuk berkembang semakin pesat.

Zaman neozoikum dibedakan menjadi dua zaman yaitu sebagai berikut ini :
a. Zaman Tersier,
Zaman tersier merupakan zaman pada neozoikum dimana zaman ini ditandai dengan berkurangnya jenis binatang besar dan telah hidup jenis-jenis binatang yang menyusui seperti kera dan monyet. Selanjutnya mulai berkembang jenis kera manusia.
Teori yang menjelaskan tentang punahnya dinosaurus terdapat beberapa teori sebagai berikut ini :
1. Teori Asteroid,
Teori asteroid merupakan teori yang paling populer dari teori lainnya. Teori ini menyatakan bahwa pada masa dinosaurus terdapat asteroid atau komet yang menabrak bumi. Para pencetus teori ini beranggapan bahwa hantaman asteroid menimbulkan debu tebal di udara sehingga menghalangi sinar matahari dan menyebabkan tanaman dan hewan punah. Selain itu gas rumah kaca yang terkunci di atmosfer menimbulkan suhu dan perubahan iklim yang ekstrim bagi dinosaurus dan spesies lainnya, sehingga mereka tidak dapat bertahan.

2. Teori Vulkanik,
Teori vulkanik merupakan teori yang menjelaskan bagaimana dinosaurus punah yang disebabkan oleh aktivitas gunung berapi. Para ahli menganggap bahwa peningkatan aktivitas gunung berapi dalam mengeluarkan abu tebal di udara, mengakibatkan terhambatnya sinar matahari dan menyebabkan kematian bagi makhluk hidup.

3. Teori Perubahan Iklim,
- Zaman Es,
Para ahli mengemukakan bahwa sepanjang sejarah bumi banyak sekali terjadi zaman es. Zaman es yang ekstrim dapat mengubah suhu menjadi suhu yang sangat dingin, dalam kondisi ini dinosaurus tidak akan mampu bertahan hidup dan mengalami kepunahan.

- Naiknya Permukaan Air Laut.
Para ahli mengemukakan bahwa teori asteroid dan vulkanik berkontribusi dalam perubahan iklim yang secara bertahap membuat permukaan air laut menjadi naik. Naiknya permukaan laut akan membatasi gerak dinosaurus, sehingga perlahan-lahan mereka mengalami keterbatasan makanan dan akhirnya menuju kepunahan.


b. Zaman Kwarter.
Zaman kwarter merupakan zaman terpenting dalam kehidupan karena mulai muncul manusia purba. Zaman kwarter terbagi menjadi 2 periode yaitu sebagai berikut ini :
1. Periode Pleistocen,
Periode pleistocen atau disebut juga zaman dilluvium merupakan periode yang berlangsung sekitar 3 juta sampai dengan 10 ribu tahun yang lalu. Pada periode ini keadaan alam pada masa ini masih liar dan labil, karena silih bergantinya dua zaman, yaitu zaman glasial dan zaman interglasial.
- Zaman Glasial merupakan zaman dimana lapisan es di Kutub Utara meluas sehingga bagian Eropa dan Amerika bagian utara tertutup es. Sedangkan daerah yang jauh dari kutub terjadi hujan lebat selama bertahun-tahun. Permukaan air laut turun disertai dengan naiknya permukaan bumi di berbagai tempat.

- Zaman Interglasial merupakan zaman di antara dua zaman es. Pada zaman ini terjadi temperatur naik yang mengakibatkan lapisan es di Kutub Utara mencair, sehingga permukaan air laut naik dan terjadi banjir besar di berbagai tempat. Dampaknya adalah banyak daratan yang terpisah oleh laut dan selat.

2. Periode Holocen.
Periode holocen atau disebut juga zaman alluvium terjadi sekitar 10 ribu tahun yang lalu. Pada awal periode ini sebagian besar es di Kutub Utara sudah mencair, sehingga menyebabkan naiknya permukaan air laut. Tanah-tanah rendah di daerah Paparan Sunda dan Paparan Sahul mulai tergenang air dan menjadi laut transgresi. Dampaknya muncullah pulau-pulau di Nusantara. Pada periode ini juga hidup manusia yang disebut dengan Homo Sapiens atau yang berarti manusia cerdas. Pada periode ini juga muncul nenek moyang kita sekarang ini, dan mulainya perkembangan kebudayaan manusia yang sangat pesat.

Materi Sejarah Teori Terbentuknya Tata Surya

Materi Sejarah Teori Terbentuknya Tata Surya

Teori Planetesimal

Teori planetesimal merupakan teori terbentuknya tata surya yang digagas oleh Thomas C. Chamberlin pada masa hidupnya 1843 sampai dengan 1928 yang merupakan seorang ilmuwan geologi dan Forest R. Moulton pada masa hidupnya 1872 sampai dengan 1952 yang merupakan seorang ilmuwan astronomi. Kedua tokoh ilmuwan ini menggagas pendapat teori yang sekarang dikenal sebagai teori planetesimal yang memiliki arti sebagai planet yang kecil. Disebut sebagai planet yang kecil dikarenakan teori ini menyebutkan bahwa planet terbentuk dari benda yang padat atau unsur-unsur kecil yang memang sudah ada sebelumnya.

Teori ini menyebutkan bahwa matahari yang telah ada sekarang sudah ada jauh sebelumnya, kemudian suatu saat terdapat sebuah bintang yang melintas dengan jarak yang cukup dekat dengan matahari, sehingga terjadi peristiwa pasang naik pada permukaan matahari maupun bintang yang melintas tersebut. Sehingga sebagian massa matahari tertarik pada bintang sehingga mirip lidah raksasa. Pada saat bintang akan menjauhi matahari, sebagian massa yang tertarik oleh bintang tersebut jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian yang lainnya terhambur ke ruang angkasa, sehingga terbentuklah planet-planet dan benda langit lainnya.


Teori Bintang Kembar

Teori bintang kembar merupakan teori terbentuknya tata surya yang diperkenalkan pada tahun 1956 oleh Fred Hoyle. Teori ini menyebutkan bahwa tata surya awalnya merupakan dua bintang yang berukuran hampir sama dengan letaknya berdekatan. Dari kedua bintang tersebut salah satunya belum stabil sehingga terjadi reaksi yang sangat cepat sehingga menimbulkan energi berupa panas, hingga akhirnya bintang yang tidak stabil tersebut meledak menjadi serpihan-serpihan kecil. Serpihan-serpihan kecil tersebut terperangkap oleh gaya gravitasi bintang yang tidak meledak dan bergerak mengelilinginya. Dikarenakan gaya gravitasi bintang yang tidak meledak tersebu membuat serpihan-serpihan yang letaknya berdekatan bergabung membentuk planet dan terbentuklah susunan tata surya.


Teori Nebula

Teori nebula atau disebut juga teori kabut merupakan teori terbentuknya tata surya yang dicetuskan oleh Immanuel Kant semasa hidupnya pada tahun 1749 sampai dengan 1827. Immanuel Kant merupakan salah satu ilmuwan filsafat Jerman yang berjasa dalam mencetuskan teori terbentuknya tata surya melalui teori nebula. Kant menganggap bahwa di jagat raya ini terdapat gumpalan kabut yang berputar secara perlahan sehingga membentuk gumpalan gas pada bagian tengah dan akhirnya membentuk matahari, pada bagian sekelilingnya terbentuk planet, satelit dan benda langit lainnya.

Pada waktu yang hampir bersamaan seorang ilmuwan fisika asal Perancis yang bernama Pierre Simon De Laplace mencetuskan teori yang hampir sama, menurutnya tata surya berasal dari kabut panas yang berputar sehingga membentuk gumpalan kabut dan membentuk bulat seperti bola besar. Bola besar tersebut berputar akibatnya bola tersebut memepat pada kutubnya dan melebar pada bagian equatornya. Selanjutnya, sebagian massa gas pada equator menjauh dari gumpalan inti dan membentuk cincin-cincin yang melingkari sekeliling inti. Dalam jangka waktu yang lama cincin-cincin tersebut berubah menjadi gumpalan-gumpalan kecil yang padat. Gumpalan kecil inilah yang akan membentuk planet, satelit, dan benda langit lainnya. Sedangkan inti kabut tersebut tetap berbentuk gas pijar yang akhirnya disimpulkan menjadi matahari.

Kedua teori tersebut mempunyai kesamaan pada material asal pembentukan tata surya yang berasal dari teori kabut sehingga teori ini lebih dikenal dengan nama teori Kant dan Laplace.


Teori Pasang Surut

Teori pasang surut merupakan teori terbentuknya tata surya yang dikemukakan oleh Sir James Jeans pada masa hidupnya 1877 sampai dengan 1946 dan Harold Jeffreys pada masa hidupnya 1891 sampai dengan 1989. Kedua tokoh ini mengemukakan teori pasang surut yang mereka kemukakan hampir sama dengan teori planetesimal. Mereka mengemukakan bahwa setelah bintang yang mendekat itu berlalu, massa matahari yang lepas akan membentuk benda menyerupai cerutu yang terbentang ke arah bintang. Karena bintang tersebut bergerak menjauh, maka massa cerutu akan terputus-putus dan membentuk gumpalan gas disekitar matahari. Gumpalan-gumpalan gas tersebut akan membeku dan terbentuklah planet-planet.

Materi Sejarah Teori Terbentuknya Galaksi

Materi Sejarah Teori Terbentuknya Galaksi

Galaksi

Adanya pendapat yang berupa dugaan yang harus teruji kebenarannya yaitu teori dari Fowler pada tahun 1957, ia memaparkan bahwa menurutnya pada 12 ribu tahun yang lalu, galaksi kita tidak seperti keadaan sekarang, ia mengemukakan bahwa galaksi kita berupa gas kabut hidrogen yang sangat amat besar yang berada di ruang angkasa yang selalu bergerak perlahan dan melakukan rotasi sehingga membentuk bulat, karena gaya beratnya maka terjadi kontraksi dan kondensasi dengan berputar pada sumbunya. Pada saat terjadi kontraksi maka massa bagian luar banyak yang tertinggal. Bagian yang berputar lambat dan juga mempunyai berat jenis yang besar akan membentuk bintang. Dengan cara yang sama, bagian luar yang tertinggal juga akan mengadakan kondensasi sehingga dapat membentuk planet. Sehingga planet juga dapat membentuk satelit alami. Galaksi, tempat dimana matahari kita berinduk diberi nama Bima Sakti atau Milky Way.


Macam-Macam Galaksi

a. Galaksi tak beraturan,
Galaksi tak beraturan merupakan galaksi yang terdiri dari miliaran bintang muda yang memiliki warna putih kebiruan dan bintang-bintang raksasa yang berwarna biru yang sangat panas. Dari bintang-bintang tersebut juga tersebar gas dan debu luar angkasa. Banyaknya galaksi berbentuk tak beraturan sekitar 3%.

b. Galaksi elips,
Galaksi elips merupakan galaksi yang sudah tergolong tua dengan dibentuk oleh bintang-bintang yang sudah tua, biasanya lebih redup dibandingkan galaksi tipe spiral, dengan diisi lebih banyak bintang-bintang besar berwarna merah. Galaksi ini juga ditandai dengan berhentinya pembentukan bintang baru.

c. Galaksi spiral,
Galaksi spiral merupakan galaksi yang memiliki bentuk spiral yang sangat amat besar dengan terdapat ini atau nukleus di tengah dan memiliki lengan spiral serta cakram atau disk. Biasanya pada lengan spiral terdapat konsentrasi debu dan gas (nebulae) yang tinggi sehingga terdapat pembentukan bintang yang aktif. Apabila dilihat dari samping, galaksi spiral terlihat seperti elips yang memiliki lengan dan dikelilingi oleh atmosfer bercahaya, dan juga lingkaran-lingkaran kumpulan beribu bintang yang disebut dengan Globular Cluster. Banyaknya galaksi spiral sekitar 80% dari galaksi yang ada. Contoh dari galaksi spiral adalah galaksi Canes Venatici.


Induk dari matahari kita merupakan Milky Way atau galaksi Bima Sakti, karena berdasarkan pengamatan, galaksi Bima Sakti apabila dilihat dari atas terlihat seperti spiral raksasa yang berputar. Apabila dilihat dari samping akan terlihat seperti elips yang sangat amat besar. Bintang-bintang bertebaran dalam lengan spiral, di antaranya adalah matahari kita. Jaraknya 30.000 tahun cahaya dari pusat galaksi atau sekitar 20.000 tahun cahaya dari pinggir atau ujung galaksi. Galaksi kita yaitu galaksi Bima Sakti memiliki garis tengah sekitar 100.000 tahun cahaya. Apabila kita cermati semakin ke tengah, tebaran bintang di galaksi ini akan semakin merapat dan diperkirakan pusat galaksi merupakan bola bintang raksasa sehingga galaksi ini dapat berbentuk pipih seperti kue cucur.

Materi Sejarah Teori Terbentuknya Alam Semesta

Materi Sejarah Teori Terbentuknya Alam Semesta


Dari zaman dahulu hingga dewasa ini manusia masih berusaha memahami bagaimana terbentuknya alam semesta. Pada masa zaman kejayaan Yunani, banyak orang percaya bahwa Bumi kita sebagai pusat dari alam semesta atau dapat juga disebut dengan Geosentrisme. Akan tetapi seiring berjalannya waktu dan berbagai pemikiran serta pengamatan dari berbagai orang, pendapat bahwa bumi sebagai pusat alam semesta mulai berubah sejak masa zaman abad pertengahan yang dipelopori oleh Copernicus yang menganggap bahwa Matahari sebagai pusat alam semesta atau dapat disebut dengan Heliosentrik.

Definisi tentang alam semesta itu sendiri melingkupi mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos merupakan benda-benda yang memiliki ukuran yang sangat amat kecil, seperti contoh elektron, proton, neutron, atom, sel, amoeba, dan sebagainya. Sedangkan makrokosmos merupakan benda-benda yang memiliki ukurang yang sangat amat besar, seperti galaksi, bintang, dan planet.

Teori terbentuknya alam semesta terbagi menjadi berikut ini :

Teori Keadaan Tetap (Steady State Theory)

Teori keadaan tetap atau disebut juga steady state theory dikemukakan pada tahun 1948 oleh Thomas Gold, Fred Hoyle, dan Herman Bondi. Teori yang dikemukakan oleh ketiga tokoh tersebut didasarkan pada prinsip osmologi sempurna dimana alam semesta dimanapun dan kapanpun akan tetap selalu sama. Dengan dasar tersebut alam semesta terjadi pada suatu saat tertentu pada masa lalu sampai sekarang. Apapun yang terdapat pada alam semesta ini akan selalu tetap sama walaupun galaksi, planet, dan bintang saling beredar menjauh dan mendekat satu sama lain. Teori ini didukung dengan fakta bahwa galaksi yang baru mempunyai jumlah yang sebanding dengan galaksi lama. Artinya bahwa setiap galaksi yang terbentuk akan tumbuh menjadi tua dan akhirnya menjadi mati, jadi dapat disimpulkan bahwa teori ini beranggapan bahwa alam semesta itu tak terhingga besarnya dan tak terhingga tuanya atau dapat disebut juga tanpa adanya awal dan tanpa adanya akhir.


Teori Ledakan Besar (Big Bang Theory)

Teori ledakan besar atau disebut juga big bang theory dikemukakan pada tahun 1930 oleh George Lemaitre dengan bertolak dari asumsi adanya suatu massa yang sangat amat besar dan mempunyai berat jenis yang sangat besar pula, kemudian massa tersebut meledak dengan sangat hebat yang disebabkan oleh adanya reaksi inti. Hasil dari ledakan tersebut kemudian berserakan mengambang dengan sangat cepat menjauhi pusat dari ledakan tersebut. Setelah waktu terus berjalan yang membutuhkan waktu sekitar jutaan tahun, massa yang berserakan dan mengambang tersebut membentuk kelompok-kelompok galaksi yang ada sekarang. Teori ledakan besar didukung dengan fakta yang ada bahwa galaksi-galaksi memang bergerak menjauhi titik pusatnya. Teori ini juga didukung oleh para pakar astronomi seperti Arno Penzias dan Robert Wilson yang menemukan radiasi gelombang mikro.

Materi Sejarah Konsep Berpikir Diakronis, Sinkronis, Ruang, Dan Waktu Dalam Sejarah

Materi Sejarah Konsep Berpikir Diakronis, Sinkronis, Ruang, Dan Waktu Dalam Sejarah

Sejarah berdasarkan konsep, terdapat tiga konsep dalam sejarah yaitu konsep perubahan, konsep waktu, dan konsep kontinuitas. Konsep perubahan yang dimaksud merupakan ketidaksamaan dari suatu kejadian yang satu dengan yang lainnya, dari waktu yang satu dengan waktu yang lainnya. Seperti contohnya perubahan dari masa orde lama ke masa orde baru. Perubahan yang termasuk dalam kategori peristiwa sejarah merupakan perubahan yang memegang peranan makna penting bagi kehidupan manusia.

Konsep waktu yang dimaksud merupakan setiap peristiwa sejarah tidak mungkin menjadi sesuatu yang ada secara tiba-tiba tanpa adanya waktu proses terjadinya peristiwa tersebut, pasti peristiwa tersebut masih akan berada dalam lingkaran waktu. Konsep waktu ini akan terasa apabila kita mencermati suatu proses kejadian atau perubahan sesuatu. Seperti contohnya dalam pembuatan meja, diawali dari proses memperoleh kayu, memotong kayu tersebut menjadi bagian-bagian meja, merangkai bagian-bagian meja tersebut menjadi kesatuan yang utuh hingga menjadi sebuah meja. Di dalam proses ini, waktu menjadi konsep yang sangat penting dalam sejarah. Sejarah merupkan peristiwa dimensi waktu, yaitu masa lalu, masa sekarang, dan masa depan.

Konsep kontinuitas dan diskontinuitas adalah salah satu konsep yang penting dalam sejarah. Konsep tersebut sangat berkaitan erat dengan konsep perkembangan atau perubahan. Konsep kontinuitas merupakan perwujudan dari suatu proses perkembangan aspek kehidupan masyarakat yang terus menerus, sekalipun situasi dan kondisi berubah. Seperti contohnya walaupun negara kita sudah merdeka namun dari kebanyakan orang masih menerapkan hukum kolonial. Sedangkan konsep diskontinuitas merupakan proses perkembangan atau perubahan aspek kehidupan masyarakat yang tidak berlanjut atau bukan merupakan kelanjutan dari masa yang sudah ada sebelumnya. Seperti contohnya pada masa dahulu orang-orang memanfaatkan gua sebagai rumah tinggal namun sekarang orang-orang sudah meninggalkannya dan membangun sendiri rumah tinggalnya.

Pengertian Diakronis Dan Cara Berpikir Diakronis Dalam Sejarah

Dalam ilmu yang mempelajari asal usul kata, diakronis berasal dari bahasa Latin yaitu dia berarti melalui atau melampaui atau melintasi atau melewati dan khronos yang berarti perjalanan waktu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa diakronis merupakan peristiwa yang memiliki relasi dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya dan tidak berdiri sendiri atau terjadi secara tiba-tiba. Sejarah meneliti kejadian-kejadian yang memanjang dalam waktu tetapi dalam ruang yang terbatas.

Konsep diakronis melihatkan bahwa kejadian dalam sejarah mengalami perkembangan dan pergerakan sepanjang masa. Melalui proses ini manusia dapat meneliti perbandingan dan melihat perkembangan sejarah kehidupan masyarakat dari zaman yang satu ke zaman berikutnya. Suatu kejadian sejarah tidak dapat dilepaskan dari kejadian sebelumnya dan akan mempengaruhi kejadian yang akan terjadi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa berpikir diakronis harus dapat memberikan penjelasan secara kausalita dan kronologis.

Pengertian Sinkronis Dan Cara Berpikir Sinkronis Dalam Sejarah

Dalam ilmu yang mempelajari asal usul kata, sinkronis berasal dari bahasa Yunani yaitu syn yang memiliki arti dengan dan khronos yang memiliki arti waktu atau masa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sinkronis merupakan peristiwa yang sezaman atau bersifat horizontal. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sinkronik memiliki arti yaitu segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi di suatu masa yang terbatas. Menurut Galtung, sinkronik memiliki pengertian yaitu mempelajari peristiwa sejarah dengan berbagai aspek pada waktu atau kurun waktu yang terbatas atau tertentu, atau meneliti gejala yang meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu.

Sinkronis dalam sejarah memiliki ciri-ciri seperti berikut ini :
a. Bersifat horizontal,
b. Bersifat lebih serius dan sulit,
c. Mengkaji pada masa tertentu,
d. Tidak memiliki konsep perbandingan,
e. Sistematika yang tinggi,
f. Menitikberatkan pada pengkajian strukturnya,
g. Cakupan kajian yang lebih sempit.

Konsep Ruang Dan Waktu Sejarah

a. Konsep ruang,
Konsep ruang merupakan konsep yang paling melekat pada waktu,
1. Ruang adalah tempat terjadinya berbagai kejadian sejarah pada perjalanan waktu,
2. Penelaahan suatu kejadian didasarkan pada dimensi waktunya tidak dapat dilepaskan dari ruang waktu terjadinya kejadian tersebut,
3. Apabila waktu menitikberatkan pada aspek kapan terjadinya kejadian tersebut, maka konsep ruang menitikberatkan pada aspek dimana terjadinya kejadian tersebut.

b. Konsep waktu,
1. Masa lampau itu sendiri adalah waktu dimana sudah terlewati, tetapi masa lampau bukanlah suatu waktu yang terhenti, berakhir, dan tertutup,
2. Masa lampau itu sendiri bersifat berkesinambungan dan terbuka,
3. Sejarah digunakan sebagai modal untuk bertindak di masa kini dan digunakan untuk menjadi acuan di masa yang akan datang.

Konsep ruang dan waktu memiliki keterkaitan dalam sejarah yaitu sebagai berikut ini :
1. Manusia selama hidupnya tidak dapat dilepaskan dari waktu dan tempat,
2. Konsep ruang dan waktu menjadi unsur penting yang tidak bisa dipisahkan dalam suatu kejadian dan perubahan dalam kehidupan manusia sebagai pelaku sejarah,
3. Segala tindakan manusia pasti berlangsung pada waktu dan tempat yang bersamaan.

Materi Sejarah Pengertian Dan Definisi Sejarah

Materi Sejarah Pengertian Dan Definisi Sejarah


Pengertian Sejarah

Sejarah pada dasarnya dapat diartikan menjadi beberapa identifikasi seperti berikut ini :
1. Kata sejarah yang berasal dari bahasa Inggris yaitu History. History sendiri merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu Istoria yang memiliki arti apa  yang diketahui dari hasil penyelidikan atau ilmu.

2. Kata sejarah yang berasal dari bahasa Arab yaitu Syajaratun. Syajaratun memiliki arti pohon kehidupan meskipun dalam bahasa Arab sendiri ilmu yang mempelajari kisah tentang masa lalu dinamakan Tarikh.

3. Kata sejarah yang berasal dari bahasa Belanda yaitu Geschidenis. Geschidenis memiliki arti yaitu kejadian yang dibuat oleh manusia.

4. Kata sejarah yang berasal dari bahasa Jerman yaitu Geschichte. Geschichte memiliki arti sama dengan arti kata sejarah yang berasal dari Belanda yaitu kejadian yang dibuat oleh manusia.

Secara asal usul kata sejarah berasal dari bahasa Arab syajarah yaitu dari kata syajaratun yang memiliki arti pohon. Di Indonesia kata sejarah dapat memiliki arti yang bermacam-macam seperti silsilah, asal-usul, riwayat, dan jika dibuat skema atau gambar akan menyerupai pohon dengan cabang, ranting, dan daun. Pada kata sejarah tersimpan makna pertumbuhan atau silsilah. Pada masa sekarang ini, untuk kepentingan tertentu diperlukan keterangan riwayat hidup. Kata riwayat kurang lebih memiliki arti laporan atau cerita tentang kejadian. Sedangkan kata hikayat yang merupakan kata yang dekat dengan kata sejarah memiliki arti cerita tentang kehidupan, yang dimana manusia dijadikan sebagai objeknya disebut juga dengan biografi (bios artinya hidup, graven artinya menulis). Cerita yang berkisar menceritakan kehidupan seorang penulis yang ditulis oleh diri sendiri atau pelakunya disebut autobiografi.

Dalam bahasa arab kata "kisah" yang umumnya menunjuk ke masa lampau, justru lebih mengandung cerita yang benar-benar terjadi pada masa lampau, yaitu sejarah. Dalam bahasa-bahasa di nusantara ada beberapa yang mengandung arti sejarah seperti babad yang berasal dari bahasa Jawa, tambo yang berasal dari bahasa Minangkabau, dan tutui teteek yang berasal dari bahasa Roti.

Pendapat Definisi Sejarah Menurut Berbagai Para Ahli Dalam Negeri

1. Mohammad Ali,
Menurut Mohammad Ali melalui bukunya yang berjudul "Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia", menuangkan pendapatnya tentang pengertian sejarah sebagai berikut ini :
a. Jumlah perubahan-perubahan, kejadian, atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
b. Cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian, atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita,
c. Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian, dan atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
Dari beberapa uraian pendapat yang disampaikan oleh Mohammad Ali dapat dibuat kesimpulan sederhana bahwa sejarah merupakan suatu ilmu pengetahuan yang memiliki tujuan untuk mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Di dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah merupakan segala sesuatu peristiwa yang abadi, unik, dan penting.

2. Kuntowijoyo,
Menurut Kuntowijoyo sejarah menyediakan fakta secara ideografis, diakronis, unik, serta empiris. Ideografis dalam hal ini dikarenakan sejarah menggambarkan dan menceritakan sesuatu. Diakronis dalam hal ini dikarenakan sejarah berhubungan dengan waktu. Unik dalam hal ini dikarenakan sejarah merupakan hasil penelitian tentang hal yang unik. Empiris dalam hal ini dikarenakan sejarah berpijak pada pengalaman manusia yang sungguh-sungguh.

3. Roeslan Abdoelgani,
Menurut Roeslan Abdoelgani sejarah merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan.

4. Wilfridus Josephus Sabarija Poerwadarminta,
Menurut Wilfridus Josephus Sabarija Poerwadarminta melalui bukunya yang berjudul "Kamus Umum Bahasa Indonesia" mengutarakan tiga uraian pendapat tentang pengertian sejarah yaitu sebagai berikut :
a. Sejarah adalah kesustraan lama, silsilah, dan asal-usul,
b. Sejarah adalah kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau,
c. Sejarah adalah ilmu pengetahuan tentang masa lampau.

5. Mohammad Yamin,
Menurut Mohammad Yamin sejarah merupakan suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan kenyataan.


Pendapat Definisi Sejarah Menurut Berbagai Para Ahli Luar Negeri

a. J. V. Bryce,
Menurut J. V. Bryce sejarah merupakan catatan dari apa yang telah dipikirkan, dikatakan, dan diperbuat oleh manusia.

b. Patrick Gardiner,
Menurut Patrick Gardiner sejarah merupakan ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia,

c. Aristoteles,
Menurut Aristoteles sejarah merupakan satu sistem yang meneliti suatu kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk kronologi. Pada masa yang sama, menurut beliau juga sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, rekaman-rekaman, atau bukti-bukti yang konkrit.

d. W. H. Walsh,
Menurut W. H. Walsh sejarah menitikberatkan pada pencatatan yang berarti dan penting saja bagi manusia. Catatan-catatan tersebut meliputi tindakan-tindakan dan pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau pada hal-hal penting sehingga menjadikan certia yang berarti.

e. Herodotus,
Menurut Herodotus sejarah merupakan satu kajian untuk menceritakan suatu perputaran jatuh bangunnya seseorang tokoh, masyarakat, dan peradaban.

Materi Fisika Gelombang Bunyi

Materi Fisika Gelombang Bunyi

Gelombang Bunyi

Gelombang bunyi termasuk gelombang mekanik longitudinal / gelombang searah. Gelombang terbagi menjadi tiga berdasarkan frekuensinya yaitu :
1. Infrasonik yaitu gelombang dengan frekuensi kurang dari 20Hz,
2. Audiosonik yaitu gelombang dengan frekuensi antara 20Hz sampai dengan 20.000Hz,
3. Ultrasonik, yaitu gelombang dengan frekuensi lebih dari 20.000Hz.

Intensitas Bunyi 

Intensitas bunyi yaitu daya bunyi dalam satuan luas. Rumus dari intensitas bunyi dapat ditulis sebagai berikut :

I = P / A

Catatan :
I, merupakan intensitas bunyi,
P, merupakan daya bunyi (watt),
A, merupakan satuan luas lingkaran dengan rumus 4πr2 (m2).

Intensitas terkecil yang masih diterima telinga normal manusia disebut juga intensitas ambang (Io = 1. 10-12 watt/m2)

Contoh Soal :
1. Suatu sumber bunti pada jarak 2m intensitasnya 10-2 watt/m2. Berapakah intensitas bunyi tersebut pada jarak 8m?

Jawab :

I1 : I2 = P / A1 : P / A2
I1 : I2 = 1 / 4πr12 : 1 / 4πr22
I1 : I2 = 1 / r12 : 1 / r22
10-2 : I2 = 1 / 22 : 1 / 82
10-2 : I2 = 1 / 4 : 1 / 64
I= 10-2 / 16 watt/m2

Taraf Intensitas Bunyi

Taraf intensitas bunyi merupakan perbandingan nilai logaritma antara intensitas bunyi yang diukur (I) dengan intensitas ambang pendengaran (Io).

TI = 10 log ( I / Io )

Catatan :
TI, merupakan taraf intensitas bunyi (dB),
log, merupakan logaritma,
I, merupakan intenstas bunyi,
Io, merupakan intensitas ambang bunyi.

Berikut ini adalah daftar dari perbandingan taraf intensitas bunyi :

Bunyi Taraf Intensitas Bunyi
Perumahan 30-50dB
Bicara 50-60dB
Lalu lintas ramai 60-80dB
Knalpot terbuka 80-90dB
Ledakan (bom) 90-120dB


Variasi rumus dengan perubahan jumlah sumber bunyi :

TI2 = TI1 + 10 log (n2 / n1)

Catatan :
TI1, merupakan taraf intensitas awal yang diketahui (dB),
TI2, merupakan taraf intensitas akhir yang ditanya (dB),
log, merupakan logaritma,
n1, jumlah sumber bunyi awal yang diketahui,
n2, jumlah sumber bunyi akhir yang ditanya.

Variasi rumus dengan perubahan jarak sumber bunyi :

TI2 = TI1 + 10 log (r1 / r2)2

Catatan :
TI1, merupakan taraf intensitas awal yang diketahui (dB),
TI2, merupakan taraf intensitas akhir yang ditanya (dB),
log, merupakan logaritma,
r1, jumlah sumber bunyi awal yang diketahui (m),
r2, jumlah sumber bunyi akhir yang ditanya (m).
Contoh Soal :
1. 100 buah mesin cuci memiliki taraf intensitas 80dB, apabila hanya 1 mesin cuci akan menghasilkan taraf intensitas sebesar?

Jawab :

TI= TI1 + 10 log (n2 / n1)
TI= 80 + 10 log (1 / 100)
TI= 80 + 10 log 10-2
TI= 80 + 10 . -2
TI= 60dB

Efek Dopler

Efek Dopler adalah sesuatu yang terjadi ketika sesuatu yang memancarkan suara atau cahaya bergerak relatif terhadap pengamat.

f= (v ± vp) / (v ± vs) . fs

Catatan :
fp, merupakan frekuensi yang didengar oleh pendengar (Hz),
fs, merupakan frekuensi yang dikeluarkan oleh sumber bunyi (Hz),
v, merupakan kecepatan rambat bunyi udara dengan nilai 340m/s,
vp, merupakan kecepatan pergerakan pendengar (m/s),
vs, merupakan kecepatan pergerakan sumber bunyi (m/s).

Untuk nilai ± vp ataupun vs dapat ditentukan dengan cara berikut ini :
1. Apabila pendengar mendekati sumber bunyi maka vp bernilai positif,
2. Apabila sumber bunyi mendekati pendengar maka vbernilai negatif.
3. Berlaku juga sebaliknya.

Contoh Soal :
1. Mobil ambulan berkecepatan 72km/jam sambil membunyikan sirine 680Hz. Seorang ditepi jalan akan mendengar frekuensi sebelum ambulan lewat sebesar?

vs = 72km/jam = 20m/s

Jawab :

f= (v ± vp) / (v ± vs) . fs
f= (340 + 0) / (340 - 20) . 680
f= (340 / 320) . 680
fp = 722,5 Hz

Dawai, Pipa Organa Terbuka, dan Pipa Organa Tertutup

Sebelum mencari frekuensi dawai atau pipa organa terbuka maupun tertutup biasanya di dalam soal kita harus mencari kecepatan terlebih dahulu. Namun ada juga soal yang langsung diketahui kecepatannya, namun kali ini kita bahas mencari kecepatan rambat bunyi tersebut dahulu.

Kecepatan

v = √{(F . l) / mdawai}   atau juga bisa mencarinya dengan cara v = √(F / μ)

Catatan :
v, merupakan kecepatan (m/s),
F, merupakan gaya (N),
l, merupakan panjang dawai (m)
mdawai, merupakan massa dawai (kg),
μ, merupakan tetapan massa dawai per satuan panjang.

Frekuensi Dawai

Untuk mencari frekuensi nada dasar, nada atas pertama, nada atas kedua, dan nada atas dawai seterusnya memiliki rumus empiris berikut :

f= {(n + 1) . v} / 2 . l

Catatan :
fn, merupakan frekuensi ke-n (Hz),
n, banyaknya frekuensi,
v, merupakan kecepatan (m/s),
l, merupakan panjang dawai (m). 

Jadi, untuk mencari nada dasar (f0) dapat dicari seperti berikut :

f= {(0 + 1) . v} / 2 . l

f0 = v / (2 . l)

Begitu pula untuk mencari nada-nada seterusnya.


Frekuensi Pipa Organa Terbuka

Untuk mencari frekuensi nada dasar, nada atas pertama, nada atas kedua, dan nada atas pipa organa terbuka seterusnya memiliki rumus empiris yang sama dengan dawai seperti berikut berikut :

f= {(n + 1) . v} / 2 . l

Catatan :
fn, merupakan frekuensi ke-n (Hz),
n, banyaknya frekuensi,
v, merupakan kecepatan (m/s),
l, merupakan panjang dawai (m). 

Jadi, untuk mencari nada dasar (f0) dapat dicari seperti berikut :

f= {(0 + 1) . v} / 2 . l

f0 = v / (2 . l)

Begitu pula untuk mencari nada-nada pipa organa terbuka seterusnya.

Frekuensi Pipa Organa Tertutup

Untuk mencari frekuensi nada dasar, nada atas pertama, nada atas kedua, dan nada atas pipa organa tertutup seterusnya memiliki rumus empiris berikut :

f= {(2n + 1) . v} / 4 . l

Catatan :
fn, merupakan frekuensi ke-n (Hz),
n, banyaknya frekuensi,
v, merupakan kecepatan (m/s),
l, merupakan panjang dawai (m). 

Jadi, untuk mencari nada dasar (f0) dapat dicari seperti berikut :

f= {(2 . 0 + 1) . v} / 4 . l

f0 = v / (4 . l)

Begitu pula untuk mencari nada-nada seterusnya.

Perbedaan Banyaknya Simpul dan Perut 

Materi Fisika Gelombang Bunyi


Dawai
Pipa Organa Terbuka
Pipa Organa Tertutup
Σ Perut
n + 1
n + 2
n + 1
Σ Simpul 
n + 2
n + 1
n + 1

Perut ditunjukkan pada gambar dengan simbol P dan simpul ditunjukkan pada gambar dengan simbol S.

Contoh Soal :
1. Berapakah frekuensi nada dasar ?
a. Pipa organa terbuka l=0,34m dan v = 340m/s,
b. Pipa organa tertutup l=0,68m dan v = 340m/s.

Jawab :

a. f= {(0 + 1) . v} / (2 . l)
    f=  v / (2 . l)
    f= 340 / (2 . 0,34)
    f= 500 Hz

b. f= {(2 . 0 + 1) . v} / (4 . l)
    f=  v / (4 . l)
    f= 340 / (4 . 0,68)
    f= 125 Hz