Periode Awal Perkembangan
Pada masa ini rakyat Indonesia mulai memiliki motivasi untuk melakukan pergerakan nasional dalam hal memperbaiki kondisi sosial dan budaya. Namun pergerakan tersebut masih bersifat kooperatif dan moderat terhadap penjajah. Adapun organisasi-organisasi yang didirikan pada masa ini.Budi Utomo
Budi Utomo merupakan organisasi yang dirintis oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo. Ia melakukan usaha dengan berkeliling Pulau Jawa untuk membentuk sebuah progam yang bernama Studie Fonds atau Dana Belajar bagi pelajar yang tidak mampu secara ekonomi namun memiliki potensi yang besar. Pada sebuah kesempatan diakhir 1907 Dr. Wahidin Sudirohusodo bertemu dengan Soetomo yang merupakan salah satu pelajar STOVIA di Jakarta. Merasa memiliki persamaan dalam pemikiran Wahidin dan Soetomo pada 20 Mei 1908 di Gedung STOVIA membentuk sebuah organisasi yang bernama Budi Utomo dengan diketuai oleh Dr. Soetomo.
Dalam menjalankan tujuan organisasi, sebenarnya tujuan organisasi ini masih terlihat samar seperti tujuannya yaitu kemajuan bagi Hindia. Dengan gerakan organisasi yang masih terbatas yaitu hanya Jawa dan Madura namun dalam 6 bulan, Mei sampai dengan Oktober 1908 Budi Utomo berhasil berdiri di Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Jakarta, Probolinggo, Magelang, dan Bogor
Budi Utomo juga pernah mengadakan kongres pertama yang diadakan di Yogyakarta dengan menghasilkan beberapa keputusan sebagai berikut :
1. Ruang gerak Budi Utomo terbatas hanya meliputi Jawa dan Madura,
2. Budi Utomo tidak menyelenggarakan kegiatan politik,
3. Budi Utomo fokus dalam menyelenggarakan dalam bidang pendidikan dan kebudayaan.
Dalam kongres tersebut juga memutuskan pengurus-pengurus Budi Utomo. Bupati Karanganyar yaitu R. T. Tirtokusumo diangkat menjadi ketuanya dengan pusat organisasi dipusatkan di kota Yogyakarta. Namun organisasi Budi Utomo kurang diminati oleh golongan pemuda dikarenakan beberapa hal yaitu :
1. Tidak melakukan kegiatan politik,
2. Lebih mementingkan priyayi atau bangsawan,
3. Mengutamakan penggunaan Bahasa Belanda daripada Bahasa Indonesia,
4. Lebih memperhatikan reaksi kolonial daripada reaksi pribumi.
Pada akhir 1909 Budi Utomo berhasil mendirikan 40 cabang dengan jumlah anggota tak kurang dari 10.000 orang. Organisasi sudah mulai menurun pamornya saat 1914 dimana meletusnya Perang Dunia I. Organisasi ini mengusulkan perlunya militer wajib bagi penduduk bumi putera atau dengan istilah lain Indie Weerbar. Namu usulan ini ditolak oleh pemerintah Belanda, dengan gantinya Belanda membentuk Volksraad atau Dewan Rakyat pada Desember 1916.
Serikat Islam
Serikat Dagang Islam merupakan organisasi yang didirikan oleh Haji Samanhudi pada 1911 di Surakarta untuk membela kepentingan pedagang Indonesia dari ancaman pedangan Cina. Saat masuknya Umar Said Cokroaminoto pada Serikat Dagang Islam kemudian diganti namanya dengan Serikat Islam agar dalam menjalankan organisasi anggotanya tidak terbatas pada golongan pedagang. Serikat Islam dalam menjalankan organisasi memiiki tujuan sebagai berikut ini :
1. Memajukan dalam bidang pengajaran,
2. Mendorong untuk mengembangkan jiwa dagang,
3. Meluruskan pendapat yang kurang benar dalam Islam,
4. Meringankan anggotanya yang kesulitan dalam usaha.
Organisasi Serikat Islam dalam waktu yang cukup singkat mampu dalam mendapatkan simpatisan dari banyak anggota yang cukup banyak, hal tersebut didorong oleh beberapa faktor seperti berikut ini :
1. Organisasi membela kepentingan rakyat pribumi,
2. Agama Islam menjadi agama yang merupakan mayoritas di Indonesia,
3. Organisasi merupakan organisasi yang terbuka,
4. Organisasi banyak dipimpin oleh tokoh-tokoh penting seperti ulama dan kiai,
5. Organisasi ini menegakkan keadilan dan kebenaran.
Gubernur Jendral Idenberg menjadi waspada akan tanda-tanda semangat revolusioner yang ditunjukkan oleh organisasi Serikat Islam. Kegiatan Serikat Islam untuk sementara waktu diskors pada 1912. Serikat Islam juga mengadakan kongres, kongres pertamanya pada Januari 1913 di Surabaya menghasilkan keputusan yakni Serikat Islam bukanlah organisasi politik hal ini memiliki maksud untuk tidak melawan pemerintah kolonial Hindia Belanda. Dengan kongres tersebut juga menghasilkan keputusan Haji Umar Said Cokroaminoto diangkat menjadi ketua Serikat Islam dan menjadikan Surabaya menjadi pusat kegiatan.
Untuk mengatur kerjasama Serikat Islam antar daerah maka dibentuklah Central Serikat Islam di Surabaya pada 1915. ISDV atau dikenal Indische Social Democratische Vereniging yang didirikan oleh Hendricus Josephus Franciscus Marie Sneevliet memiliki paham komunis mulai melakukan infiltrasi paham tersebut ke dalam organisasi Serikat Islam yang menyebabkan tokoh-tokoh muda seperti Tan Malaka, Alimin Prawirodirjo, dan Semaun melalui cabang Semarang terpengaruh paham ini. Seiring berjalannya waktu organisasi Serikat Islam terpecah menjadi dua yaitu Serikat Islam Putih dan Merah yang beraliran komunis. Pada kongres Serikat Islam selanjutnya pada Oktober 1921 menghasilkan keputusan dengan diberlakukan disiplin partai. Pada 1924 bahwa Serikat Islam Merah berganti nama menjadi Sarekat Rakyat.
Muhammadiyah
Muhammadiyah merupakan organisasi yang didirikan oleh K. H. Ahmad Dahlan pada 18 November 1912 atau pada kalender Islam 8 Dzulhijah 1330 H di Yogyakarta. Organisasi ini memiliki banyak sekali tujuan khususnya dalam bidang keagamaan seperti berikut ini :
1. Mendorong dalam bidang pengajaran dan pendidikan sesuai dengan ajaran agama Islam
2. Meningkatkan dan meringankan kehidupan sosial umat Islam,
3. Memperbaiki pendapat yang keliru dalam ajaran Islam,
4. Memajukan pengetahuan agama Islam.
Untuk merealisasikan program tujuan dari Muhammadiyah, organisasi ini melakukan beberapa usaha seperti berikut ini :
1. Mendirikan pondok pesantren,
2. Mendirikan panti asuhan,
3. Meluruskan ajaran agama Islam dengan mengirimkan para ulama ke penjuru pelosok daerah,
4. Mendirikan sekolah Islam,
5. Mendirikan balai pengobatan.
Sejak 1924 usaha penyebaran organisasi ini di Indonesia dilanjutkan oleh Abdul Kharim Amrullah. Dilihat dari usaha-usaha Muhammadiyah di Indonesia, organisasi ini hanya bergerak dalam bidang sosial dan agama, sehingga organisasi ini bukan merupakan organisasi politik.
Periode Nasional Politik
Periode nasional politik adalah periode dimana rakyat Indonesia sudah mulai sadar dalam pendidikan dan mulai bergerak dalam politik untuk mencapai kemerdekaan.Indische Partij
Indiche Partij merupakan organisasi yang didirikan oleh tokoh tiga serangkai pada 25 Desember 1912 di Bandung. Tiga serangkai meliputi tokoh berikut ini Dr. Cipto Mangunkusumo, Suwardi Suryaningrat, dan Danudirja Setiabudi atau Douwes Dekker. Organisasi ini memiliki tujuan mempersatukan indiers menuju kemerdekaan. Indiers merupakan sebutan bagi semua orang yang lahir di Indonesia dan mengaku bertanah air Indonesia, baik orang Indo-Belanda, Arab, Cina, maupun pribumi. Tujuan dari Indische Partij ini disebarkan melalui surat kabar yang bernama De Express.
Organisasi Indsche Partij dikenal dengan program dan sikapnya yang tegas dengan cita-cita untuk Hindia merdeka. Oleh karena itu organisasi ini pertama kalinya mengirim permohonan agar mendapatkan pengakuan sebagai lembaga hukum namun ditolak oleh pemerintah Hindia Belanda.
Tokoh-tokoh Indische Partij juga memiliki pemikiran yang kritis seperti sikap Ki Hajar Dewantara dalam tulisannya dalam surat kabar De Express yaitu Als ik en Nederlanders Was atau dalam bahasa Indonesia yang berarti seandainya aku seorang Belanda. Dalam tulisan Ki Hajar Dewantara nampak jelas akan sindiran terhadap Hindia Belanda yang dimana Hindia Belanda mengajak bangsa Indonesia merayakan kemerdekaan Belanda yang tepat keseratus.
Organisasi Indische Partij seiring berjalannya waktu dianggap merugikan bagi pemerintah Hindia Belanda sehingga pada Agustus 1913 pemerintah menangkap ketiga tokoh tiga serangkai dan mengasingkannya di Belanda. Dengan dibuangnya ketiga tokoh pemimpin tersebut membuat organisasi ini semakin lama semakin menurun. Indische Partij sempat mengalami pergantian nama menjadi partai Insulinde, dan pada 1919 Insulinde mengganti namanya menjdai Nasional Indische Partij.
Periode Radikal
Organisasi pada masa periode radikal memiliki sifat perjuangan non kooperatif atau dengan kata lain organisasi ini tidak mau bekerja sama dengan pemerintah Hindia Belanda. Organisasi ini muncul di Indonesia dan di negeri Belanda karena banyak faktor diantaranya :1. Gubernur Jendral Fock memliki sikap reaksioner dan tidak menaruh sikap waspada terhadap organisasi yang berkembang di Indonesia,
2. Sikap anti penjajahan di Asia-Afrik semakin tinggi,
3. Terjadinya krisis ekonomi dunia 1921,
4. Adanya pernyataan dari Woodrow Wilson yang merupaka Presiden Amerika Serikat menyatakan bahwa adanya hak untuk menentukan nasib sendiri.
Organisasi pada masa periode radikal sebagai berikut ini :
Perhimpunan Indonesia
Awal berdirinya Perhimpunan Indonesia sebelumnya bernama Indische Veereniging didirikan di Den Haag oleh orang-orang Indonesia di Belanda pada tahun 1908. Pendiri Perhimpunan Indonesia yaitu antara lain Raden Mas Noto Suroto dan Sultan Kasayangan. Sebenarnya organisasi ini hanya mengurusi dalam bidang sosial khususnya orang-orang Indonesia di perantauan. Namun seiring perkembangannya organisasi ini juga berkecimpung dalam dunia politik hal tersebut dimuat dalam majalah Hindia Putra pada Maret 1916. Organisasi ini semakin kuat dengan hadirnya tokoh tiga serangkai yang dibuang oleh pemerintah Hindia Belanda ke Belanda.
Setelah terjadinya Perang Dunia pertama, semangat organisasi ini semakin kuat. Indische Veereniging juga sempat berganti nama menjadi Indonesische Veereniging pada 1922. Majalah Hindia Putra pada 1923 juga berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.
Selain itu selaku ketua Indische Veereniging, Iwa Kusumasumantri menyatakan 3 asas dalam organisasi ini :
1. Kemampuan dan kekuatan sendiri,
2. Indonesia menentukan nasibnya sendiri,
3. Persatuan menghadapi Belanda.
Semenjak organisasi ini memiliki tujuan untuk Indonesia merdeka, maka bergantilah nama organisasi ini menjadi Perhimpunan Indonesia pada 1925. Sejak Mohammad Hatta dan Ahmad Subarjo masuk ke dalam organisasi ini, membuat aktifitas politik di organisasi ini semakin kuat.
Organisasi ini juga melakukan kegiatan internasional agar organisasi ini juga mendapatkan dukungan dari dunia internasional, seperti berikut ini :
1. Liga Demokrasi Internasional,
2. Liga Penentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial,
3. Menjalin hubungan dengan Komunisme Internasional,
4. Kongres Wanita Internasional.
Karena kekuatan organisasi ini semakin kuat di Indonesia pada 1920, maka membuat lahirnya beberapa organisasi di tanah air yang mendapat pengaruh dari organisasi ini seperti berikut ini :
1. Jong Indonesia,
2. Partai Nasional Indonesia,
3. Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia.
Dari sekian banyak kegiatan organisasi ini, banyak dari tokoh-tokoh organisasi ini mengikuti kegiatan-kegiatan internasional salah satunya dengan ikut dalam Kongres Liga Demokrasi Perdamaian Internasional 1926 yang diselenggarakan di Paris. Dalam kongres tersebut salah satu tokoh Perhimpunan Indonesia yaitu Mohammad Hatta menyatakan dengan tegas akan tuntutan kemerdekaan Indonesia. Tindakan yang dilakukan oleh Mohammad Hatta dan tokoh-tokoh lainnya diangap melakukan pemberontakan terhadap Belanda. Oleh karena tindakannya tersebut tokoh-tokoh organisasi Perhimpunan Indonesia seperti Mohammad Hatta, Ali Sastroamijoyo, Abdul Majid Djojonegoro, dan Nasir Pamuncak ditangkap dan diadili oleh pemerintah Hindia Belanda.
Partai Nasional Indonesia
Partai Nasional Indonesia merupakan organisasi yang diketuai langsung oleh Ir. Soekarno dan didirikan di Bandung pada 4 Juli 1927. Anggota organisasi ini kebanyakan merupakan adalah mantan anggota Perhimpunan Indonesia yang kembali ke Indonesia. Tujuan dari organisasi ini hampir sama dengan organisasi sebelumnya yaitu Indonesia merdeka dengan asas percaya pada diri sendiri. Asas tersebut memiliki maksud untuk memperbaiki keadaan ekonomi, sosial budaya, dan politik yang rusak karena penjajahan dengan kekuatan sendiri. Organisasi ini memiliki ideologi yang dicetuskan oleh Ir. Soekarno yaitu Marhaenisme dengan tujuan untuk menghimpun persatuan dari aliran-aliran politik yang ada di Indonesia seperti Nasionalis, Marxis, dan Islam.
Tokoh-tokoh organisasi ini seperti Ir. Soekarno, Ali Sastroamijoyo, Budyanto, Syamsi, Iskaq Cokrohadisuryo, Suyudi, dan Sartono sukses dalam menggalang kekuatan rakyat Indonesia. Pada 18 Desember 1927 tepatnya di Bandung, organisasi ini berhasil membentuk Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia atau PPPKI yang beranggotakan seperti Budi Utomo, Serikat Islam, Partai Nasional Indonesia, Pasundan, Algemene Studie Club, Kaum Betawi, Indonesische Studie dan Club, Sumatranen Bond.
Dengan alih-alih isu Partai Nasional Indonesia melakukan pemberontakan dijadikan pemerintah Hindia Belanda untuk menangkap tokoh-tokoh Partai Nasional Indonesia pada Desember 1929, empat tokoh organisasi ini Ir. Soekarno, Supriadinata, Gatot Mangkupraja, dan Maskun Sumadireja akhirnya ditangkap dan diadili di Sukamiskin yang terletak di Bandung. Dalam pembelaannya Ir. Soekarno membacakan Indonesia Mengguggat, dan akhirnya empat tokoh tersebut dijatuhi hukuman penjara.
Partai Komunis Indonesia
Pada kongres Serikat Islam pertama dengan membahas penggabungan prinsip Islam dan sosialisme. Sosialisme merupakan paham yang berlawanan dengan imperialisme dan dilihat mampu membawa keadilan sosial, kemakmuran, dan kemerdekaan bangsa yang sedang terjajah. Di Belanda, Hendricus Josephus Franciscus Marie Sneevliet, Dekker, dan Brandstrder mendirikan Indische Sociaal-Democratische Vereeniging atau ISDV. Ketiga tokoh tersebut menjalin kontak dengan Indische Partij dan Serikat Islam untuk mendekati rakyat namun gagal.
Pada saat itu Serikat Islam merupakan organisasi yang cukup kuat diisi dari kalangan pemuda yang kebanyakan berpikiran radikal, sehingga pengikut ISDV berhasil membentuk fraksi ke dalam tubuh Serikat Islam.
Pada awal mulanya Partai Komunis Indonesia hanyalah gerakan yang berasimilasi ke dalam tubuh Serikat Islam. Keadaan semakin parah terjadi dimana terjadi perselisihan antar anggota Serikat Islam di Semarang dan Yogyakarta yang menjadikannya Serikat Islam melakukan disiplin partai dengan melarang anggotanya untuk mendapat gelar ganda dalam perjuangan pergerakan Indonesia. Keputusan tersebut membuat anggota yang memiliki paham komunis kesal dan keluar dari Serikat Islam dan bergabung ISDV.
ISDV melakukan kongres pada Mei 1920 di Semarang, dengan hasilnya Semaun diangkat menjadi ketua partai, dan mengubah nama organisasi menjadi Perserikatan Komunis di Hindia. Partai Komunis Hindia merupakan partai yang beraliran komunis pertama di Asia yang menjadi bagian dari Komunis Internasional. Partai ini juga berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia pada 1924. Komunisme cepat masuk ke masyarakat Indonesia karena menganggap akan segera terbebas dari penjajahan.
Periode Semangat Sumpah Pemuda
Pada periode ini para pemuda di Indonesia tidak hanya diam saat melihat penderitaan bangsanya dijajah saat itu. Mereka pun bergerak cepat dengan mendirikan perkumpulan pemuda yang mula-mula bersifat kedaerahan, namun seiring waktu sifat tersebut berubah menjadi bersifat nasional.Tri Koro Darmo
Tri Koro Darmo merupakan organisasi yang didirikan oleh Satiman Wiryosanjoyo sebagai ketua, Wongsonegoro sebagai wakil ketua, dan Sutomo sebagai sekretaris di gedung Kebangkitan Nasional tepatnya di Jakarta pada 7 Maret 1915. Dari namanya Tri Koro Darmo memiliki arti tiga tujuan mulia. Tujuan tersebut antara lain seperti berikut ini :
1. Memperkuat persatuan bagi para pemuda,
2. Memperkokoh tali persaudaraan antara murid bumi putera,
3. Mempertajam dan membangkitkan peranan bagi bangsa dan negara,
4. Meningkatkan ilmu pengetahuan bagi anggotanya.
Anggota Tri Koro Darmo kebanyakan merupakan murid-murid sekolah menengah yang banyak berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Organisasi ini memiliki cita-cita Jawa Raya yaitu menyatukan pendapat kaum muda di Jawa.
Tri Koro Darmo juga mengadakan sebuah kongres pada 12 Juni 1918 di Solo, pada saat itu juga nama Tri Koro Darmo juga diubah menjadi Jong Javanen Bond. Dalam kegiatan organisasi ini memiliki kegiatan seperti kepramukaan, kesenian, dan pemberantasan buta huruf untuk menjadi bekal masa depan yang lebih baik.
Jong Sumatranen Bond
Jong Sumatranen Bond merupakan organisasi yang didirikan di Jakarta pada 9 Desember 1917 dan mendirikan cabang-cabang di Padang dan Bukittinggi. Adapun tokoh-tokoh penggerak dalam organisasi ini seperti Mohammad Hatta dan Mohammad Yamin. Dalam organisasi juga memiliki tujuan seperti berikut ini.
1. Melestarikan dan mempelajari kebudayaan Sumatera,
2. Memperkuat hubungan antar pemuda di Sumatera,
3. Mendidik para pemuda menjadi pemimpin bangsa.
Jong Minahasa
Organisasi ini didirikan pada 6 Januari 1918 dengan tokoh-tokohnya seperti Dr. R. C. L. Senduk, L. Palar, T. A. Kandou, dan J. S. Warouw. Jong Minahasa memiliki tujuan yaitu untuk memperkuat rasa persatuan pemuda di Minahasa serta mengembangkan kebudayaan Minahasa.
Indonesiche Studie Club
Organisasi ini didirikan oleh Dr. Soetomo pada 11 Juni 1924 di Surabaya dengan tujuan organisasi untuk mendiskusikan perkembangan sosial politik, memdalami masalah-masalah pelajaran, dan mendorong semangat kaum terpelajar. Organisasi ini kemudian berubah menjadi Partai Persatuan Bangsa Indonesia.
Algemeene Studie Club
Organisasi ini didirikan pada 1925 oleh Ir. Soekarno dan Ir. Anwari di Bandung dengan tujuan yang hampir sama dengan Indonesiche Studie Club. Asas yang diterapkan dalam organisasi ini adalah nonkooperasi. Organisasi ini kemudian berubah menjadi Partai Nasional Indonesia.
Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia
Organisasi ini didirikan bersama oleh pelajar-pelajar di sekitar Bandung dan Jakarta pada September 1926 di Jakarta. Tokoh-tokoh dalam organisasi ini antara lain seperti Amir Syarifudin, Sugondo, Mohammad Yamin, Tazmil, Sumanang, Sunarko, Abdullah Sigit, Suwiryo, Sugondo, Sumitro Reksokusumo, dan Adenan Kapau Gani. Organisasi ini dibentuk dengan unsur kepolitikan dengan tujuan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia walaupun anggotanya adalah para pelajar.
Kongres Pemuda
1. Kongres Pemuda 1,
Kongres Pemuda 1 dilaksanakan pada 30 April sampai dengan 2 Mei 1926 yang diikuti oleh pemuda-pemuda yang bersifat kedaerahan. Pada kongres tersebut dilakukan pidato pentingnya Indonesia bersatu dengan disampaikannya upaya-upaya memperkuat rasa persatuan yang harus dapat tumbuh di atas kepentingan golongan, agama, dan bahasa. Selanjutnya juga dibahas tentang peluang bahasa dan kesusastraan Indonesia kelak kemudian hari.
2. Kongres Pemuda 2.
Kongres Pemuda 2 dilaksanakan pada 27 sampai dengan 28 Oktober 1928 diikuti oleh wakil-wakil dari perkumpulan pemuda seperti Jong Java, Jong Islameten Bond, Jong Ambon, Jong Celebes, Pemuda Indonesia, Pemuda Sumatra, Jong Bataksche Bond, Pemuda Kaum Betawi, dan Sekar Rukun. Dalam kongres tersebut diagendakan tiga kali sidang yang membahas persatuan dan kebangsaan Indonesia, pendidikan, serta pergerakan kepanduan.
Kongres kedua ini pun menghasilkan sebuah sumpah yaitu Sumpah Pemuda dengan isinya sebagai berikut ini :
1. Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia,
2. Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia,
3. Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Periode Bertahan
ParindraDalam rangka mempersatukan organisasi-organisasi kecil, maka diadakanlah kongres fusi di Solo pada 24 sampai 26 Desember 1935 dengan diikuti oleh Persatuan Bangsa Indonesia dan Budi Utomo. Kongres fusi tersebut menghasilkan sebuah organisasi baru yang disebut Parindra atau Partai Indonesia Raya. Dalam kongres tersebut diangkatlah Dr. Soetomo menjadi ketuanya dan menjadikan Surabaya menjadi pusat kantornya. Selain dua organisasi yang bergabung, organisasi lain seperti Serikat Selebes dan Serikat Sumatera juga ikut bergabung. Dalam pelaksanaan programnya, Parindra memiliki beberapa program seperti :
1. Menjalankan dan membentuk sebuah aksi besar-besaran untuk memperoleh pemerintahan yang demokratis,
2. Menyetarakan hak dan kewajiban serta kedudukan hukum bagi warga negara Indonesia,
3. Memberikan penyuluhan secara politik, sosial, dan ekonomi kepada masyarakat,
4. Meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam bidang sosial, ekonomi, dan politik,
5. Memperkuat persatuan dan kesatuan Indonesia tanpa memandang perbedaan.
Pada saat awal berdirinya Parindra sudah memiliki 52 cabang dengan memiliki 2.425 anggota. Organisasi ini semakin berkembang pada 1936 menjadi 57 cabang dengan memiliki anggota 3.425. Selanjutnya Parindra juga mengadakan kongres dengan menghasilkan keputusan bahwa organisasi ini mengambil sikap moderat.
Akhirnya organisasi ini berhasil mendudukan wakilnya dalam Volksraad, dengan wakil yaitu Husni Thamrin. Organisasi ini juga mendapat kritik dari pemerintah Belanda karena dinilai kurang mengakomodasi kepentingan rakyat.
GAPI
GAPI memiliki kepanjangan yang disebut Gabungan Politik Indonesia ini merupakan organisasi yang menjadi payung dari organisasi dan partai politik yang didirikan di Jakarta pada 21 Mei 1939. Organisasi ini dipimpin oleh beberapa tokoh seperti Husni Thamrin, Abikusno Tjokrosujono, dan Amir Syarifuddin. Dalam menjalankan organisasi, organisasi ini memiliki dasar bahwa :
1. Persatuan aksi seluruh pergerakan Indonesia,
2. Persatuan nasional bangsa Indonesia dengan dasar kerakyatan dalam paham politik, sosial dan ekonomi,
3. Hak menentukan diri sendiri.
Organisasi ini juga pernah mengadakan konferensi pertamanya pada 4 Juli 1939 dengan semboyan Indonesia Berparlemen. GAPI juga pernah mengeluarkan pernyataan yang dikenal dengan Manifest GAPI pada September 1939 dengan isinya mengajak rakyat Indonesia dan Belanda untuk menghadapi bahaya fasisme yang mana bekerja sama akan lebih berhasil dimana rakyat Indonesia diberi hak baru dalam pemerintahan. Hak baru tersebut adalah suatu pemerintahan dengan parlemen yang dipilih dari dan oleh rakyat sehingga pemerintahan bertanggung jawab kepada parlemen.
Organisasi ini juga mengadakan sebuah rapat pada 12 Desember 1939 dimana tak kurang dari 100 tempat di Indonesia melakukan rapat untuk mempropagandakan tujuan GAPI. Untuk selanjutnya organisasi ini membentuk KRI atau Kongres Rakyat Indonesia yang diresmikan pada 25 Desember 1939 dengan tujuan Indonesia Raya dengan bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia dan menggapai cita-citanya.
Dalam kongres ini banyak diajukan tuntutan Indonesia Berparlemen dengan keputusan penting yaitu bendera Merah Putih dan lagu Indonesia Raya serta peningkatan pemakaian bahasa Indonesia.
Taman Siswa
Taman Siswa merupakan sebuah badan atau lembaga perjuangan dalam mengembangkan kebudayaan dan pembangunan pendidikan dalam masyarakat yang didirikan oleh Raden Mas Soewardi Soeryaningrat atau lebih dikenal Ki Hajar Dewantara pada 3 Juli 1922. Tujuan dari badan ini adalah untuk mendidik anak menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, merdeka, cerdas, luhur akal budi, dan berketrampilan. Asas dalam lembaga ini adalah Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani yang memiliki arti guru di depan harus memberi teladan atau contoh, ditengah harus dapat menjalin hubungan kerja sama, dan yang dibelakang harus memberikan motivasi ataupun dorongan.