Materi Sejarah Dampak Pendudukan Jepang Di Indonesia

Materi Sejarah Dampak Pendudukan Jepang Di Indonesia

Dampak Ekonomi

1. Rakyat kekurangan sandang dan pangan, saking kekurangannya sandang rakyat pribumi sampai harus memakai pakaian yang terbuat dari karung goni.
2. Jepang melakukan monopoli dalam hal perdagangan,
3. Diterapkannya sistem ekonomi autarki yaitu sistem dimana setiap daerah harus mencukupi segala kebutuhannya sendiri,
4. Disitanya semua hal yang berhubungan dengan perusahaan atau sarana vital yang dimiliki Belanda seperti perusahaan telekomunikasi, tambang, dan listrik oleh Jepang.
5. Diterapkannya pembagian hasil panen petani dengan presentase 40% diberikan kepada petani dan 60% kepada Jepang.


Dampak Pendidikan

1. Materi kurikulum pendidikan yang digunakan Jepang berisi tentang materi untuk menunjang kepentingan Jepang dengan materinya seperti berikut ini :
a. Seikeirei, yaitu penghormatan terhadap bendera Jepang,
b. Menghormati adat istiadat budaya Jepang,
c. Wajib dalam menyanyikan lagu kimigayo,
d. Wajib dalam kerja bakti dan latihan jasmani.
2. Sekolah di Indonesia dikurangi,
3. Keadaan pendidikan di Indonesia semakin mengalami kemunduran,
4. Banyaknya pelajar yang menimba ilmu di sekolah berkurang 30%.

Dampak Politik

1. Aktivitas politik hanya ditujukan untuk kemenangan Jepang,
2. Pelarangan dalam aktivitas politik yang membahayakan Jepang, tetapi masih ada organisasi politik yang diizinkan untuk melakukan aktivitasnya yaitu MIAI
3. Lahirnya tokoh-tokoh pergerakan bawah tanah.


Dampak Budaya

1. Penerapan dalam penggunaan waktu Tokyo,
2. Penerapan dalam penggunaan tarikh Jepang dengan selisih 660 tahun yaitu tahun 1942 di Indonesia sama dengan tahun 2602 di Jepang.
3. Adanya budaya seikeirei, yaitu penghormatan terhadap bendera Jepang dengan cara membungkukkan badan terhadap bendera Jepang,
4. Adanya peringatan Tencosetsu, yaitu peringatan dimana hari kelahiran kaisar Hirohito,
5. Jepang mengizinkan Bahasa Indonesia menjadi bahasa setelah Bahasa Jepang sehingga Bahasa Indonesia mengalami perkembangan pesat.

Dampak Sosial

1. Maraknya ditemukan kasus tindakan asusila, dalam pendudukannya di Indonesia, Jepang menjadikan wanita-wanita Indonesia menjadi korban pemuas nafsu oleh tentara-tentara Jepang,
2. Adanya kinrohosi dan romusha,
3. Dalam status sosial rakyat Indonesia naik setingkat dibandingkan dengan pada zaman Belanda, yaitu statusnya naik pada urutan kedua setelah Jepang,

Dampak Militer

Dampak dari pendudukan Jepang di Indonesia dalam bidang militer menghasilkan organisasi militer maupun semi militer seperti berikut ini :

Organisasi Militer
1. PETA,
PETA atau Pembela Tanah Air merupakan organisasi militer pada masa pendudukan Jepang. PETA didirikan pada 3 Oktober 1943 dengan mengemban tugas untuk membela tanah airnya dari ancaman sekutu dengan mengandalkan kekuatannya sendiri. Dalam jabatan pangkat PETA terbagi menjadi beberapa yaitu :
a. Daidanco atau komandan batalyon,
b. Cudanco atau komandan kompi,
c. Shodanco atau komandan peleton,
d. Bundanco atau komandan regu,
e. Giyuhei atau prajurit sukarela.

2. Heiho,
Heiho atau pembantu prajurit Jepang merupakan organisasi militer yang dibentuk atas instruksi Bagian Angkatan Darat Markas Besar Umum Kekaisaran Jepang pada tanggal 2 September 1942 dengan diisi prajurit yang ditempatkan langsung di barisan militer Jepang baik Angkatan Laut maupun Angkatan Darat. Untuk masuk bergabung menjadi anggota Heiho diperlukan syarat-syarat khusus antara lain seperti :
a. Umur 18-25 tahun,
b. Pendidikan minimal SD,
c. Berbadan sehat,
d. Berkelakuan baik.

Heiho sendiri memiliki tugas untuk membantu prajurit Jepang di dalam medan pertempuran. Anggotanya sendiri diberi hak untuk mengendalikan senjata anti-pesawat, mengemudikan pesawat, tank, dan artileri. Heiho memiliki kemampuan yang lebih terlatih daripada PETA, namun dari sekian banyak anggota Heiho tidak ada satupun yang memiliki pangkat sebagai perwira, dikarenakan pangkat perwira hanya dimiliki oleh orang Jepang.


Organisasi Semimiliter

1. Keibodan,
Keibodan atau barisan pembantu polisi merupakan organisasi semimiliter pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada 29 April 1943 dengan beranggotakan para pemuda yang berumur kurang lebih 23 sampai dengan 25 tahun. Tujuan dari dibentuknya organisasi ini adalah untuk membantuk polisi dalam melakukan pengamanan lalu lintas, desa, dan lain-lain.

2. Seinendan,
Seinendan atau barisan pemuda merupakan organisasi semimiliter pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada 9 Maret 1943 yang terdiri dari anggota pemuda berumur sekitar 14 sampai dengan 22 tahun

3. Fujinkai,
Fujinkai atau himpunan wanita merupakan organisasi semimiliter pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada Agustus 1943 yang terdiri dari anggota perkumpulan wanita yang berusia minimal 15 tahun dan bersedia dalam membantu perjuangan di medan perang. Wanita-wanita yang ikut dalam organisasi ini juga diberi latihan kemiliteran guna menunjang perjuangan di barisan belakang.

4. Suishintai,
Suisintai atau barisan pelopor merupakan organisasi semimiliter pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada Agustus 1944 yang merupakan organisasi pemuda semimiliter yang dibimbing langsung oleh para tokoh nasionalis seperti Ir. Soekarno dan Otto Iskandardinata. Tujuan dari organisasi ini bukan tidak lain untuk memberikan pelatihan militer kepada para pemuda. Suishintai juga merupakan sayap pemuda dari Jawa Hokokai yang terdiri kurang lebih 60.000 anggota.

5. Jibakutai,
Jibakutai atau barisan berani mati merupakan organisasi semimiliter pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Organisasi ini dibentuk pada 8 Desember 1944 yang diilhami oleh pilot Kamikaze yang mengorbankan jiwanya untuk menghancurkan lawan. Organisasi ini terdiri dari kurang lebih 50.000 orang yang dilatih di Cisarua, Bogor.

6. Gakukotai,
Gakukotai atau korps pelajar merupakan organisasi semimiliter pada masa pendudukan Jepang di Indonesia yang anggotanya mendapatkan pelatihan militer sekali dalam seminggu selama kurang lebih dua jam.